Awalnya Mau Merampok, Cerita Kasir Berjilbab Membuatnya Menangis dan Bertaubat

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Awalnya Mau Merampok, Cerita Kasir Berjilbab Membuatnya Menangis dan Bertaubat kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Awalnya Mau Merampok, Cerita Kasir Berjilbab Membuatnya Menangis dan Bertaubat mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

Awalnya Mau Merampok, Tahu Fakta Ini Jadi Menangis dan Bertaubat




Berbekal sebuah pisau, ia memasuki kantor itu. Menunggu saat yang tepat. Hari Jumat, tengah hari. Saat seluruh pegawai laki-laki sedang shalat Jum’at dan tinggal seorang kasir berjilbab.

“Maaf Mas, kami tutup sampai selesai Jumatan,” kata sang kasir saat melihat pria itu masuk. Ia mengira pria itu mau sedekah.

Betapa terkejutnya ia saat pria tersebut mengeluarkan pisau lalu ditodongkan ke arahnya.

“Duduk! Duduk saya bilang!”

“Mas, ini lembaga amal Mas,” kata sang kasir sambil ketakutan.

Pria itu memaksa sang kasir mengeluarkan uang.

“Uangnya cuma sedikit, Mas”

“Keluarkan semua!”

Meskipun sudah menjelaskan bahwa uang di lacinya adalah uang jamaah yang dititipkan untuk sedekah, pria itu tak mau tahu. Ia beralasan, dirinya juga sedang membutuhkan karena di-PHK. Bahkan ia mengancam bisa nekat membunuh jika kasir tidak mau menyerahkan uang yang ia minta.

Akhirnya, sang kasir mengeluarkan sebuah amplop. Isinya tidak banyak.






“Ini uang siapa, uang orang kaya ya?”

Sang kasih yang bernama Mbak Yun itu menceritakan bahwa uang itu dari Pak Darmoko, seorang kuli angkut. Penghasilannya hanya Rp 5.000 sekali angkut. Ia tidak punya keluarga, penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari. Namun, ia tetap bersedekah karena menurutnya uang itu tidak seberapa itu dibandingkan kebahagiaan penerimanya.

“Saya tidak mau uang ini,” kata pria itu yang terenyuh dengan sedekah Pak Darmoko. “Keluarkan uang yang lain.”

“Ini dari siapa?” tanya pria itu saat Mbak Yun mengeluarkan uang berikutnya. “Dari orang kaya bukan?”

“Ini dari Bu Endang. Kuli cuci. Sudah lima tahun ditinggal meninggal suaminya. Ia sering menahan lapar karena penghasilannya kecil.”

Priaa itu semakin terenyuh mendengar cerita Bu Endang yang bersedekah di tengah keterbatasan dan minta didoakan agar bisa bersyukur.

Pria itu juga tidak mau mengambil uang tersebut. Ia minta dikeluarkan uang yang lain. “Dari pejabat, dari orang kaya!”

Namun, yang ada di kasir PPPA Darul Quran adalah setoples uang, yang ternyata dari anak pria yang akan merampok tersebut. Anak itu minta didoakan agar ibunya mau kembali kepada ayahnya karena ibunya meninggalkan rumah setelah suaminya di-PHK.

Pria itu menangis. Ia tidak jadi merampok. Bertaubat.

Selengkapnya, ini video film pendek produki Darul Quran:








Judul :Awalnya Mau Merampok, Cerita Kasir Berjilbab Membuatnya Menangis dan Bertaubat
Link :Awalnya Mau Merampok, Cerita Kasir Berjilbab Membuatnya Menangis dan Bertaubat

Artikel terkait yang sama:


Awalnya Mau Merampok, Cerita Kasir Berjilbab Membuatnya Menangis dan Bertaubat

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Awalnya Mau Merampok, Cerita Kasir Berjilbab Membuatnya Menangis dan Bertaubat"

Posting Komentar