Lihat Tanda-Tanda, Ulama Palestina: Semoga Indonesia yang Dimaksud Rasulullah

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Lihat Tanda-Tanda, Ulama Palestina: Semoga Indonesia yang Dimaksud Rasulullah kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Lihat Tanda-Tanda, Ulama Palestina: Semoga Indonesia yang Dimaksud Rasulullah mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

Reuni 212

Rasulullah pernah mensabdakan bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur. Setelah melihat tanda-tanda yang terjadi di Indonesia, Ulama Palestina Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah menyimpulkan, semoga yang dimaksud Rasulullah adalah umat Islam Indonesia.

Sebab bangsa-bangsa lain sudah pernah dipilih Allah untuk menjayakan agama Islam. Arab sudah, Persia sudah, Kurdi sudah, Mamluk sudah, Turki juga sudah.






Berikut ini harapan Syaikh Abu Bakr seperti dikisahkan Ustadz Salim A Fillah di situs pribadinya salimafillah.com pada 13 Juli 2015. Mungkin setelah melihat Aksi 212 dan Reuni 212, tanda-tanda yang dilihat Syaikh Abu Bakr semakin jelas.

***

Suatu saat kami sedang duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina. Kami katakan pada beliau, “Ya Syaikh, berbagai telaah menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa ‘Arab bersatu. Bagaimana pendapat Anda?”

Beliau tersenyum. “Tidak begitu ya Ukhayya“, ujarnya lembut. “Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa yang dipilihNya di antara hambaNya; Dia genapkan untuk mereka syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama dan kejayaan itu.”

“Pada kurun awal”, lanjut beliau, “Allah memilih Bangsa ‘Arab. Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, dan beberapa penguasa Daulah ‘Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para punggawanya menyimpang, Allahpun mencabut amanah penjayaan itu dari mereka.”

“Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan mereka datang menyokong Daulah ‘Abbasiyah. Maka penyangga utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak ‘Ulama dan Cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan orang Persia.”

“Lalu ketika Bangsa Persia berpaling dan menyimpang, Allah cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya.”

“Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz, Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk.”

“Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu pada Bangsa Turki; ‘Utsman Orthughrul dan anak turunnya, serta khususnya Muhammad Al Fatih.”





“Ketika Daulah ‘Aliyah ‘Utsmaniyah ini berpaling juga, Allah cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini.”

Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan wajahnya pada kami lalu berkata. “Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima Islam, bangsa kalianlah; yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek”, katanya sedikit tertawa, “Yang belum pernah ditunjuk Allah untuk memimpin penzhahiran agamanya ini.”

“Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam mereka? Dulu para ‘Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah ‘Abbasiyah sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah ‘Umawiyah. Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko, sampai Merauke”, ujar beliau terkekeh.

“Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam.”

“Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang di garis depan. Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar menanti kalian datang. Bersabar hingga kita bersama shalat di Masjidil Aqsha yang merdeka insyaallah.”

***

Seperti diketahui, semangat persatuan umat Islam di Indonesia semakin menguat. Aksi 212 pada 2 Desember 2016 telah menghimpun sekitar 7 juta umat untuk hadir bersama di Monas dan sekitarnya. Reuni 212 yang digelar pada 2 Desember 2018 diikuti oleh lebih banyak lagi. Diperkirakan jumlah umat Islam yang hadir sekitar 8 juta orang. Aksi-aksi itu berjalan tertib dan damai. Umat Islam Indonesia pun menjadi perbincangan dunia.







Judul :Lihat Tanda-Tanda, Ulama Palestina: Semoga Indonesia yang Dimaksud Rasulullah
Link :Lihat Tanda-Tanda, Ulama Palestina: Semoga Indonesia yang Dimaksud Rasulullah

Artikel terkait yang sama:


Lihat Tanda-Tanda, Ulama Palestina: Semoga Indonesia yang Dimaksud Rasulullah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Lihat Tanda-Tanda, Ulama Palestina: Semoga Indonesia yang Dimaksud Rasulullah"

Posting Komentar