Mengomentari Kesalahan Ulama akan Hancur

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Mengomentari Kesalahan Ulama akan Hancur kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Mengomentari Kesalahan Ulama akan Hancur mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

MusliModerat.net - Ikut-ikutan berkomentar atas kesalahan orang solih itu sangat beresiko, apalagi orang itu juga ulama, apalagi ulama itu masih dzurriyah Nabi saw. atau Ulama itu masih Keturunan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari, Karena kita sulit untuk menjaga hati dan sikap inshof. Sedikit saja komentar kita dicampuri hawa nafsu maka hancurlah kita. Ini untuk yang kesalahan yang nyata, bukan yang baru diduga.

Al Habib Zain bin Smith dalam kitabnya, Al Manhajus Sawiy (hal. 187), mengutip dawuh Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad. Beliau dawuh tentang i'tirodh/ menentang, menolak atau tidak setuju atas perbuatan/ pemikiran seseorang yang memiliki kesholihan, jika seseorang i'tirodh karena alasan syariat akan tetapi disamping itu ada dorongan nafsu, nafsu ingin menjatuhkannya di
mata masyarakat, maka hancurlah orang yang menentang itu (meski ada tujuan benarnya). Namun jika ia menentang karena murni alasan syariat (tanpa ada dorongan nafsu sama sekali), maka ia akan selamat. Beliau mencontohkan dengan apa yg dilakukan oleh Ibnul Muqri, seandainya i'tirodhnya kepada Syech Al Jabartiy tidak murni karena syariat niscaya ia tidak akan selamat.

Lalu apakah kita bisa setulus beliau dalam mengomentari kesalahan/ ketergelinciran seorang kyai atau ulama, murni syariat tanpa dipengaruhi nafsu, nafsu ingin merendahkan, nafsu melampiaskan amarah, nafsu ingin dianggap hebat, nafsu ingin dianggap bijak, dll?.
Saya ingat nasehat di kitab ini setelah membaca dan membagikan warning dari Gus Alawy Aly Imron tadi siang.
Semoga bermanfaat untuk saya dan yang membaca.

Disunting dari Ahmad atho'

Judul :Mengomentari Kesalahan Ulama akan Hancur
Link :Mengomentari Kesalahan Ulama akan Hancur

Artikel terkait yang sama:


Mengomentari Kesalahan Ulama akan Hancur

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Mengomentari Kesalahan Ulama akan Hancur"

Posting Komentar