Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Kajian Kitab 'Aqo'idu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Faham Wahabi ke-3) kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Kajian Kitab 'Aqo'idu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Faham Wahabi ke-3) mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Benangmerahdasi -Kajian AZWAJA
Kitab: 'Aqo'idu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
No : 014
Oleh : Shuniyya Ruhama
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puja kita panjatkan bagi Gusti Allah peramut semesta Alam.
Sholawat juga salam semoga senantiasa terhatur kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa kita cadhong syafa'at beliau semenjak terciptanya dunia ini, saat ini, hingga di dunia yang akan tiba, beserta keluarga beliau, ahlul bait Rosulullah, dzurriyah dan para pecinta beliau. Juga kepada para shohabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, ulama sholih, syuhada' dan para mushonnif al mukhlashin. Semoga kelak kita bersama mendapatkan syafa'at Kanjeng Nabi germrudug beramai-ramai masuk surga, selamat dari neraka dan mendapat ridho Ilahi. Aamiin ta robbal 'alamiin..
Amma ba'du:
Telah dawuh Al Mushonnif Guru Mulia Abuya Kyai Haji Ahmad Abdul Hamid Kendal (1915-1998 M), Semoga Gusti Allah merohmati beliau dan kami mendapat ilmu yang bermanfa'at dan barokah dari ilmu-ilmu Guru Mulia..
Aamiin aamiin aamiin ya robbal 'alamiin..
Faham Wahabi
(Diambil dari kitab: 'Aqoidu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah karya Guru Mulia KH Ahmad Abdul Hamid -Kendal, halaman 40, diterbitkan tahun 1971)
Ia (Muhammad Bin Abdul Wahab) setelah alim menyebarkan fatwanya di daerah asalnya (Najd) di wilayah Duriyah, Bashroh, juga ketika menjalankan ibadah haji di Makkah-Madinah.
Beberapa fatwa yang ia sebarkan:
1. Mengharamkan ziarah makam Rosulullah.
Boleh datang ke masjid Nabawi hanya untuk sholat saja.
2. Melarang pembacaan Dalailul Khoirot, Burdah dan Barzanaji.
3. Melarang tawasul kepada para Nabi, Malaikat, Ulama dan Wali.
4. Melarang pembacaan kitab-kitab karangan Ulama, cukup Qur'an dan Hadits (menurut faham pribadinya saja).
5. Melarang pembacaan qunut saat sholat subuh juga melarang pembacaan "Bismillahirrohmanirrohim" pada permulaan Al Fatihah.
6. Melarang masuk ke Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah, Syathoriyah, Syadziliyah, dan semua thoriqoh yang lain.
7. Melarang ziarah kubur, tahlil dan talqin.
8. Melarang orang taqlid dan lain sebagainya.
Orang-orang yang meneruskan faham Syaikh Ibnu Taimiyah selain Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab antara lain: Syaikh Jamaluddin Al Afgani (1831-1897 M- usia 65 tahun), Syaikh Muhammad Abduh Mesir (1849-1903 M -54 tahun), Syaikh Rosyid Ridlo Mesir (1855-1933 M- 78 tahun), juga yang lain-lainnya. Faham tersebut telah tersiar di negara-negara yang berpenduduk Islam.
Baca juga: Kajian AZWAJA Kitab 'Aqo'idu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Faham Wahabi) episode sebelumnya
Link :Kajian Kitab 'Aqo'idu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Faham Wahabi ke-3)
0 Response to "Kajian Kitab 'Aqo'idu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Faham Wahabi ke-3)"
Posting Komentar