[Kajian Kitab Kuning] Jangan Berlebihan Dalam Beragama

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya [Kajian Kitab Kuning] Jangan Berlebihan Dalam Beragama kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

[Kajian Kitab Kuning] Jangan Berlebihan Dalam Beragama mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

MusliModerat.net - Ketahuilah sesungguhnya terlalu berlebihan di dalam beragama itu akhir perkaranya akan kembali kepada diri sendiri. Tidak akan ada kemaslahatannya, baik itu untuk agama ataupun dunianya. Sebagian akibat dari terlalu berlebihan dalam agama adalah mendatangkan kemalasan atau tidak bersemangat lagi. Ketika nanti sudah malas mendatangi perkara wajib, akan terjadi kecerobohan dan maksiat, serta mengurangi keinginan untuk beribadah. Kalau berlebihan dalam agama karena untuk terus bertambah maka kemalasan akan menjadi penyebab terputusnya pahala.
Nabi Muhammad SAW. telah bersabda, “Wahai manusia, kerjakanlah amal-amal kalian semampu kalian, karena Allah tidak pernah bosan memberi pahala kepada kalian sampai kalian sendiri yang bosan melakukan amalan, dan sebaik-baiknya amal adalah amal yang terus menerus dijalani.” Nabi juga pernah bersabda kepada seorang laki-laki yang matanya bengkak karena berlebihan dalam beribadah, “Sesungguhnya agama ini kokoh. Maka masuklah kamu dengan lembut. Bukanlah tanah yang memutus tumbuhan, juga bukan punggung yang menetapkan tumbuh.”
Tidak diragukan lagi manusia yang telah diwajibkan beribadah kepada Allah swt. dan untuk akhiratnya, maka dia juga dituntut untuk meramaikan dunia dan mengokohkan hidup. Maka jika dia bersujud untuk akhiratnya saja rusaklah dunia juga runtutan hidupnya.
Diceritakan di zaman Nabi Muhammad Saw., suatu golongan yang sedang bepergian. Ketika mereka telah datang, mereka bercerita kepada Nabi Muhammad Saw. “Wahai Rasulullah, kami tidak pernah melihat seseorang yang lebih utama dari engkau kecuali fulan. Dia itu berpuasa di waktu siang dan ketika kami bermukim dia melakukan salat di malam hari sampai kami melakukan perjalanan kembali.” Nabi berkata, “siapa yang ingin seperti fulan?” mereka menjawab, “kami semua.” Nabi lalu berkata, “Kalian itu lebih utama daripada dia.”
Diceritakan Nabi Isa bin Maryam as. bertemu seorang laki-laki di gunung. Nabi Isa as. bertanya kepada laki-laki itu, “apa yang kamu lakukan?” laki-laki itu menjawab, “saya sedang beribadah.” Nabi Isa as. bertanya lagi, “siapa yang membuatmu berdiri?” laki-laki itu menjawab, “saudaraku.” Nabi Isa as. Berkata: “saudaramu lebih menetpi ibadah dari pada kamu”.
Muthraf bin ‘Abdillah bin Syakhir berkata kepada putranya, ketika putranya sedang beribadah, “Sesungguhnya kebaikan itu diantara dua kejelekan. Sesungguhnya agama itu diantara melebihi batas dan kekurangan/ceroboh. Lebih baiknya perkara adalah yang berada di tengah-tengah.” Wallahu a’lam.

Disarikan dari kitab Hikmah at-Tasyri’ wa Falsafatuh via Lirboyo.net

Judul :[Kajian Kitab Kuning] Jangan Berlebihan Dalam Beragama
Link :[Kajian Kitab Kuning] Jangan Berlebihan Dalam Beragama

Artikel terkait yang sama:


[Kajian Kitab Kuning] Jangan Berlebihan Dalam Beragama

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "[Kajian Kitab Kuning] Jangan Berlebihan Dalam Beragama"

Posting Komentar