Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Sumbangsih Para Santri Sangat Besar untuk Negara, Namun Tak Ada yang Tertulis di Sejarah Sekolah kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Sumbangsih Para Santri Sangat Besar untuk Negara, Namun Tak Ada yang Tertulis di Sejarah Sekolah mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Hal itu diungkapkan pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo KH Achmad Chalwani saat berceramah dalam kegiatan pesantren kilat di hadapan guru dan ratusan siswa SMK TKM Teknik Tamansiswa Purworejo, Selasa, (13/6).
Menurutnya, ada banyak pemotongan sejarah tokoh-tokoh bangsa termasuk sejarah pendiri Taman Siswa.
"Ki Hadjar Dewantara adalah seorang santri dari Kiai Sulaiman Zaenudin di Kalasan, Sleman Jogjakarta. Namun sayang, sejarah Ki Hadjar Dewantara sebagai seorang santri ini tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah," tandasnya.
Karena latar belakang seorang santri, sambung KH Chalwani, maka wajar jika salah satu pendapatnya tentang pendidikan yakni, sistem pendidikan yang paling berhasil adalah sistem pendidikan pondok pesantren karena lingkungan pesantren sangat mendukung kegiatan pembelajaran.
"Pendapat tersebut disampaikannya berdasarkan pengalaman pribadi Ki Hadjar Dewantara. Termasuk pendirian Taman Siswa ini kan juga diilhami dari sistem pesantren. Maka sangatlah tepat jika TKM ini mengadakan pesantren kilat," katanya.
"Abdul Hamid ini namanya kelak menjadi nama Kodam IV Jawa Tengah yakni Pangeran Diponegoro. Sayang Diponegoro yang pernah nyantri di KH Hasan Besari Ponorogo, mengaji tafsir Al-Qur'an kepada KH Baidhowi Bagelen Purworejo tidak pernah diajarkan dalam pelajaran sejarah," katanya.
Menurut KH Chalwani, masih banyak lagi sejarah pahlawan yang berjasa besar terhadap bangsa Indonesia yang berlatar belakang santri. Termasuk tokoh emansipasi wanita RA Kartini.
"Bahkan yang memiliki ide untuk menafsiri Al-Qur'an dengan bahasa Jawa agar mudah dipahami oleh masyarakat juga Kartini. Ide tersebut disampaikannya kepada KH Soleh Darat Semarang dan akhirnya betul-betul direalisasikan oleh KH Soleh," tandasnya.
Sementara itu, Kepala SMK Teknik Tamansiswa Purworejo, Ki Gandung Ngadino SPd mengungkapkan, pesantren kilat tersebut adalah salah satu rangkaian kegiatan di bulan Ramadan. Selain pesantren kilat juga dilaksanakan tarawih bersama, tadarus serta kegiatan takbir saat malam lebaran nanti.
"Kegiatan ini adalah upaya kami untuk memberikan pengetahuan agama kepada para siswa. Bahkan diluar bulan Ramadhan, kami juga secara rutin menggelar khataman Al-Qur’an dan kegiatan mujahadah," tambahnya. (Lukman-Naufa/Abdullah Alawi/NU Online)
Link :Sumbangsih Para Santri Sangat Besar untuk Negara, Namun Tak Ada yang Tertulis di Sejarah Sekolah
0 Response to "Sumbangsih Para Santri Sangat Besar untuk Negara, Namun Tak Ada yang Tertulis di Sejarah Sekolah"
Posting Komentar