Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya INDONESIA BANGKIT KEMBALI kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
INDONESIA BANGKIT KEMBALI mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Salam Sejahtera,
Rahayu,
Bangsa Indonesia harus kembali bergabung, menjalankan dan mempererat persatuan dan kesatuan, rakyat-rakyat Indonesia harus wajib bisa menyelamatkan bangsa Indonesia dengan rasa kesadaran, bahwa kita semua adalah Bangsa dan Bahasa yang satu, oleh karena itu kebudayaan Bangsa ini janganlah dicampur baurkan dengan budaya dan bahasa lain. Indonesia tetap Indonesia dan untuk Indonesia.
Sebagai wujud persatuan kita, seluruh para ‘Alim Ulama’, Pondok-pondok Pesantren, Umaroh dan, seluruh lapisan masyarkat harus mulai tergugah dan jangan diam saja, harus persatuan dan kesatuan, seluruh Angkatan Udara, Angkatan Darat, Angkatan Laut dan, Polisi harus bisa menjaga NKRI Harga Mati. Kita jangan takut, jangan mundur, pantang menyerah. Seluruh Agama manapun harus kebersamaan sesuai dengan Pancasila dan Merah Putih.
Banyak sekali kebudayaan-kebudayaan di Indonesia ini yang harus kita selamatkan dan harus kita jaga, karena kebudayaan adalah suatu cara hidup berkembang yang dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari genersi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan, karya seni. Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaanya sendiri. Oleh karenanya, jangan sampai dicuri oleh bangsa lain. Kebudayaan kita sangat mahal harganya dan tidak bisa dibeli dengan harga berapapun. Suatu Negara akan dianggap sebagai Negara yang Kaya jika di dalamnya masih memiliki kebudayaan yang natural dan masih melekat. Karena hanya dengan kebudayaan dan melalui budaya kita bisa menyatukan berbagai kalangan yang berbeda-beda. Contoh saja Wali Songo dan para Ulama’, mampu menyatukan umat di dalam perjuangannya menyebarkan Agama Islam yaitu dengan cara melalui jalan kebudayaan seperti Lagu, Wayang kulit, dsb.
Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, kita harus mengheningkan dan berdo’a menurut agama masing-masing agar Indonesia bangkit kembali. Apa artinya mengheningkan? Ada sebagian kelompok fanatisme islami yang mengatakan mengheningkan cipta di dalam pengibaran bendera merah putih itu haram hukumnya, karena mereka beranggapan hal itu suatu kebiasan perbuatan kaum Nasrani dan Yahudi, padahal kalo kita kaji lebih dalam, bahwasanya mengheningkan adalah wujud pasrah dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain daripada itu, Allah SWT. menjelaskan di dalam Hadist Qudsi yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah r.a:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَنْظُرُ اِلَى اَجْسَامِكُمْ وَلَا اِلَى صُوَرِكُمْ وَلٰكِنْ يَنْظُرُ اِلَى قُلُوْبِكُمْ ﴿ رواه مسلم ﴾
“Sesungguhnya Allah SWT. Tidak melihat jasad dan bentuk kalian semua akan tetapi Allah SWT. melihat hati kalian semata.” (H.R. Muslim)
Dalam konteks Hadist di atas, memperjelas mengenai tentang hakikatnya mengheningkan cipta, ketika rakyat Indonesia mengheningkan cipta dalam upacara pengibaran Bendera Merah Putih, semuanya berdo’a sesuai agamanya masing-masing. Adapun cara yang dilakukan itu sebenarnya tidak menyalahi aturan Agama Islam. Hanya orang-orang yang fanatisme islam yang mengharamkan, karena kedangkalannya dalam memaknai Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Sedangkan yang terpenting di hadapan Tuhan Yang Maha Esa adalah ketulusan hatinya. Dan kalau dikaji lebih dalam lagi, banyak hikayat-hikayat para Wali dan Ulama’ yang tidak pernah menyalahkan agama-agama lain, apalagi sampai membencinya. Rasulullah saja, masih menghargai dan menyayangi musuh-musuhnya baik itu orang-kafir ataupun munafikin.
Ingatlah Bangsa ini mempunyai Ideologi Pancasila, tujuannya untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Di zaman Nabi Isa As. ada tiga utusan dari kaum Hawari, salah satu di antaranya adalah Syam’un Alghozi, pada waktu itu Nabi Isa mengutus tiga utusan tersebut untuk mensyi’arkan agama Allah ke Negri Anthokiyah, di sana terdapat seorang penguasa yang Dzolim bernama Raja Afthoihis, setelah sampainya Syam’un di Negeri Anthokiyah dalam keadaan menyamar, beliau bergaul bersama mentri-mentri kerajaan, sehingga semua penduduk Negeri itu sangat menyayangi Syam’un, suatu hari Syam’un diajak ke kuil tempat peribadatan kaum negeri Anthokiyah untuk menyembah berhala, dan syam’un tidak menolaknya justru mengikuti sembahyang seperti halnya mereka yang menyembah kepada berhala. Padahal berbeda keyakinan, Mengapa demikian?, karena Syam’un mempunyai keyakinan, yang terpenting hati kita tidak berpaling dari Allah SWT. dan tetap bertauhid. Jadi kalau kita melihat hikayat di atas, kita harus yakin bahwa mengheningkan cipta tidak menjadi penghalang kedekatan kita dengan Tuhan Yang Maha Esa, selagi hati kita bertauhid dan mempunyai keyakinan yang kuat tentang ke-Tuhanan.
Mari kita membahas mengenai Mengheningkan Cipta. Secara bahasa, Mengheningkan Cipta berasal dari dua kata dasar yaitu Hening dan Cipta. Hening/Mengheningkan mengandung arti Diam; Sunyi; lengang, atau merenungkan (mengenangkan) sesuatu. Sementara Cipta bermakna “kemampuan pikiran untuk mengadakn sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif; biasanya kita pakai untuk mengingat jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, dan kita berdo’a bersama dengan menundukkan kepala pada saat upacara pengibaran bendera Merah Putih.
Kalau kita maknai dengan ilmu filosofi Jawa, HENING berasal dari kata yang berbunyi Heneng, Hening, Huning, Hanung, kalau dalam terjemah bahasa Indonesianya kurang lebih berarti, “Dengan kesabaran dan ketenangan dalam mensucikan diri dan menjernihkan fikiran serta selalu ingat atas keadilan dan nikma-nikmat Allah SWT., maka kita dapat menemukan jalan keluar yang terbaik” (Tauhid Murni). Sedangkan CIPTA berasal dari TRIDAYA yaitu Cipta, Rasa, dan Karsa. Tetapi sangat sedikit dari kita memahami secara mendalami Tridaya ini. Inilah sebuah kekuatan maha dahsyat yang ada pada diri kita, yaitu kekuata Cipta, Rasa dan, Karsa/kehendak (Qudrat Iradat). Kekuatan inilah yang sebenarnya menggerakkan setiap aktivitas yang kita lakukan sehari-hari mulai dari bangun tidur, yaitu saat pertama kali kaki menginjak tanah/lantai. Hingga saat ketika kita melepas kepenatan hidup dan membaringkan tubuh kita untuk tertidur lelap. Semuanya itu adalah berkat kreasi dari Tridaya ini.
Cipta ialah kekuatan yang membuat gambar-gambar terhadap rencana dan segala sesuatu yang telah terjadi berupa citraan (gambaran) yang ada di benak kita. Rasa ialah kekuatan halus yang menyelimuti dan menyatu dari setiap gambar-gambar atau citraan terhadap segala sesuatu yang membawa kesan, hal ini sering kita namakan perasaan (emosi pribadi). Karsa atau kehendak/tekad. Inilah kekuatan yang menggerakan segala cipta dan rasa itu menjadi terlaksana. Bagi orang-orang yang telah mengenal diri pribadinya, seharusnya sudah bisa mengatur Tridaya ini sehingga menjadi suatu kekuatan yang manunggal/menyatu.
Rakyat-rakyat Indonesia, mari kita bersatu, mari kita bangkitkan kembali, harus kita jaga Ibu Pertiwi ini, kita dukung Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan, Polisi untuk menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia ini. Karena sejarah-sejarah telah memberi contoh persatuan, mengapa kita tidak bisa bersatu?. Ketauhilah, Indonesia adalah Pasukan Berani Mati, baik dari para Ulama’, Umaroh dan, Rakyat. Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, mari kita jaga bangsa ini, kita wujudkan Keutuhan NKRI. Bahwa tidak ada yang bisa kita mintai pertolongan kecuali hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi kita.
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ القُرٰىٓ اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِنَ السَّمَآءِ وَالأَرْضِ وِلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ﴿ 96﴾
Artinya:”Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.”(Q.S. Al-Al’rof: 69)
“Mari jaga kedaulatan NKRI kita awali dengan menjaga lingkungan sekitar dengan mengadakan siskamling”
Salam Jiwa NKRI
Salam Jiwa Merah Putih
Salam Jiwa Pancasila
Salam Jiwa Bhinneka Tunggal Ika
Salam Jiwa Rakyat Indonesia
Salam Jiwa Lintas Agama
Salam Jiwa Angkatan Darat (AD)
Salam Jiwa Angkatan Laut (AL)
Salam Jiwa Angkatan Udara (AU)
Salam Jiwa Polisi
Salam Jiwa Rindu Ghufron
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh;
Salam Sejahtera,
Rahayu,
Malang, Jum’at, 02 Juni 2017.
Waktu : 17.11 WIB
Link :INDONESIA BANGKIT KEMBALI
0 Response to "INDONESIA BANGKIT KEMBALI"
Posting Komentar