Rukun Syahadat Tauhid

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Rukun Syahadat Tauhid kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Rukun Syahadat Tauhid mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

“Barangsiapa yang kufur kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang kepada buhul (tali) yang sangat kokoh yang tidak akan putus, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al Baqarah [2] : 256)

Kembali melanjutkan pembahasan mengenai Syahadat Tauhid. Sebelumnya, penulis telah membahas mengenai makna Syahadat Tauhid. Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas secara ringkas mengenai rukun Syahadat Tauhid. Syahadat tauhid adalah kalimat لا إله إلا الله dan kalimat syahadat Tauhid لا إله إلا الله memiliki dua rukun, yaitu:

1.     an-Nafiy (النفي), yaitu mengingkari. Mengingkari atau meniadakan segala sesuatu yang diibadahi selain Allah subhanahu wa ta’ala.
2.   al-Itsbat (الإثبات), yaitu menetapkan. Menetapkan ibadah yang benar hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala saja dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Dalil yang melandasi akan hal ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ .

“Barangsiapa yang kufur kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang kepada buhul (tali) yang sangat kokoh yang tidak akan putus, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”[1]

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ .

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Beribadahlah kepada Allah (saja), dan jauhilah thagut, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antara mereka yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”[2]

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai rukun Syahadat Tauhid. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kemudahan kepada kita untuk memhaminya. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1] QS. al Baqarah [2] : 256
[2] QS. an-Nahl [16] : 36


Referensi

  • al-Qur’an al-Kariim

Judul :Rukun Syahadat Tauhid
Link :Rukun Syahadat Tauhid

Artikel terkait yang sama:


Rukun Syahadat Tauhid

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rukun Syahadat Tauhid"

Posting Komentar