Keutamaan Hauqalah

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Keutamaan Hauqalah kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Keutamaan Hauqalah mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

“Tidaklah seseorang di atas bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, Allahu Akbar dan Laa haula wa laa quwwata illa billah, kecuali ucapan-ucapan tersebut menghapus kesalahan-kesalahannya, walaupun kesalahannya itu sebanyak buih di laut.” (HR. at-Tirmidzi no. 3460)

Kembali membahas mengenai Hauqalah. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai keutamaan Hauqalah.  Kalimat Hauqalah memiliki makna isti’anah (memohon pertolongan), tawakal dan iftiqar (membutuhkan), yang berarti jika seseorang mengucapkan kalimat hauqalah berarti dia telah berikrar dengan memohon pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberikan kekuatan dalam melaksanakan ketaatan serta meninggalkan kemaksiatan. Hauqalah sendiri memiliki banyak keutamaan, antara lain:

  • Hauqalah adalah ucapan yang kekal dan baik.

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِسْتَكْثِرُوْا مِنْ اْلبَاقِيَاتِ الصَّالِحَاتِ . قِيْلَ : وَ مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلتَّكْبِيْرُ وَ التَّهْلِيْلُ وَ التَّسْبِيْحُ وَ اْلحَمْدُ لِلَّهِ وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ .

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah oleh kalian ucapan yang kekal lagi baik.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Ucapan seperti apa itu ya Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ucapan Takbir, Tahlil, Tasbih, Alhamdulillah dan Laa Haula wa Laa Quwwata illa billah.”[1]

  • Amalan yang dianjurkan untuk sering dibaca

Dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا .

“Kekasihku (Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan la haula wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia.”[2]

  • Ucapan Hauqalah dapat menghapuskan dosa-dosa

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا عَلَى اْلاَرْضِ اَحَدٌ يَقُوْلُ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اِلاَّ كَفَّرَتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ وَ لَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ .

“Tidaklah seseorang di atas bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, Allahu Akbar dan Laa haula wa laa quwwata illa billah, kecuali ucapan-ucapan tersebut menghapus kesalahan-kesalahannya, walaupun kesalahannya itu sebanyak buih di laut.”[3]

  • Ucapan Hauqalah merupakan simpanan pahala di surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat kepada ‘Abdullah bin Qais radhiyallahu ‘anhu:

يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ .

“Wahai Abdullah bin Qais, ucapkanlah ‘laa haula wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga.”[4]

  • Ucapan Hauqalah merupakan salah satu pintu surga

Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya:

اَلاَ اَدُلُّكَ عَلَى بَابٍ مِنْ اَبْوَابِ اْلجَنَّةِ : لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ .

“Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu pintu dari pintu-pintu surga? (Yaitu ucapan) laa haula wa laa quwwata illaa billah.”[5]

  • Ucapan Hauqalah dapat melindungi dari Setan.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ يَعْنِى إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. يُقَالُ لَهُ كُفِيتَ وَوُقِيتَ. وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ .

“Barangsiapa yang ketika keluar dari rumahnya membaca: ‘Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa haula wa laa quwwata illa billah’, maka dikatakan kepadanya: “Kamu telah tercukup dan terlindungi dan setan pun akan menjauh darinya.”[6]

  • Ucapan Hauqalah dapat mengangkat bahaya dan mencegah kefakiran.

Makhul rahimahullah berkata:

فَمَنْ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا مَنْجَى مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ : كَشَفَ عَنْهُ سَبْعِينَ بَابًا مِنَ الضُّرِّ أَدْنَاهُنَّ الفَقْرُ .

“Barangsiapa yang mengucapkan ‘laa haula wala quwwata illa billah wala manjaa minallah illa ilaih’ maka Allah akan mengangkat darinya 70 pintu bahaya dan mencegah kefakiran darinya.”[7]

Demikianlah penjelasan mengenai keutamaan kalimat Hauqalah. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan kita dalam memahami serta mengamalkannya. Wa shallallahu ‘alaa sayyidina Muhammad. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1]HR. Ahmad no. 11653
[2]HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir no. 1649
[3]at-Tirmidzi no. 3460
[4]HR. al-Bukhari no. 6384
[5]HR. al-Bukhari no. 6384 dan Muslim no. 2704
[6]HR. at-Tirmidzi no. 3426
[7]HR. at-Tirmidzi no. 3601



Referensi

  • al-Imam Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. al-Musnad. 1416 H. Dar al-Hadits Kairo.
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ism’ail al-Ju’fi al-Bukhari. Shahih al-Bukhari. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah at-Tirmidzi. Jami’ at-Tirmidzi. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Lakhmiy ath-Thabrani. al-Mu'jam ath-Thabrani al-Kabir. Maktabah Ibnu Taimiyyah Kairo.

Judul :Keutamaan Hauqalah
Link :Keutamaan Hauqalah

Artikel terkait yang sama:


Keutamaan Hauqalah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keutamaan Hauqalah"

Posting Komentar