Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [3] : 19)

Kembali melanjutkan pembahasan mengenai rukun Islam. Pada kesempatan ini, penulis akan membahas secara ringkas mengenai hubungan antara Islam, Iman dan Ihsan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan.
           
Islam jika disebutkan secara mandiri tanpa disertai dengan Iman dan Ihsan, maka yang dimaksud adalah seluruh ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam baik dalam keyakinan, perkataan maupun perbuatan. Hal tersebut sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَامُ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”[1]

Akan tetapi, jika Islam disebutkan bersamaan dengan Iman, maka yang dimaksud adalah amal lahiriyah, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

قَالَتِ ٱلْأَعْرَابُ ءَامَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلٰكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ ٱلْإِيمَانُ فِى قُلُوبِكُمْ

“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman.” Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah berislam (tunduk)’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu.”[2]

Begitu juga dengan Iman, jika Iman itu disebutkan secara mandiri tanpa disertai dengan Islam dan Ihsan, maka yang dimaksudkan adalah seluruh ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam baik dalam keyakinan, perkataan maupun perbuatan. Namun, jika Iman disebut bergandengan dengan Islam, maka yang dimaksudkan dengan Iman di sini adalah mencakup amal bathin. Hal ini dapat kita perhatikan pada firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا ٱلصَّالِحَاتِ

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shalih.”[3]

Maka yang dimaksudkan dengan orang yang beriman di sini adalah orang yang melakukan amalan bathin. Sedangkan Ihsan adalah memperbaiki amalan lahir maupun bathin. Gabungan dari ketiganya disebut dengan ad-Din yaitu Islam. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1]QS. Ali Imran [3] : 19
[2]QS. al-Hujurat [49] : 14
[3]QS. an-Nisa’ [4] : 57



Referensi

  • al-Qur’an al-Kariim

Judul :Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan
Link :Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan

Artikel terkait yang sama:


Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan"

Posting Komentar