Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Pemimpin Muslim Ini Tak Mau Tersenyum Sampai Al Quds Kembali ke Pangkuan Islam kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Pemimpin Muslim Ini Tak Mau Tersenyum Sampai Al Quds Kembali ke Pangkuan Islam mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Masjid Al Aqsa (Wikipedia) |
Pengumuman Gedung Putih bahwa Amerika Serikat mendeklarasikan Yerusalem (Al Quds) sebagai ibu kota Israel memicu kemarahan dunia internasional. Namun, Donald Trump masih tetap pada pendiriannya.
Kecaman-kecaman sejumlah pemimpin negara belum berpengaruh kuat mengubah keputusan Trump, yang merupakan realisasi janji kampanyenya.
Cukupkan pemimpin negeri muslim hanya sekedar mengecam? Salah seorang pemimpin hebat dalam sejarah Islam memberikan contoh bagaimana ia mengambil sikap atas Al Quds.
Hari itu, salah seorang sahabat Shalahuddin Al Ayyubi bertanya. Sejatinya, agak lama ia memperhatikan perubahan pada pria yang memiliki nama asli Yusuf bin Najmuddin Al Ayyubi itu.
“Wahai Shalahuddin, aku perhatikan engkau tak pernah tersenyum. Ada apakah?”
Shalahuddin Al Ayyubi menarik nafas panjang.
“Bagaimana aku bisa tersenyum sementara Baitul Maqdis masih berada di tangan pasukan salib? Aku tak bisa tersenyum sampai Baitul Maqdis kembali ke pangkuan Islam.”
Tak sekedar tak bisa senyum. Shalahuddin Al Ayyubi mengerahkan segala kekuatan untuk membebaskan Al Quds. Ia pun mempersatukan Mesir dan Suriah. Ia pun memimpin pasukan besar dari Arab, Turki dan Kurdi.
Tak hanya jumlahnya yang besar. Misinya juga besar dan karenanya bekalnya juga besar. Shalahuddin Al Ayyubi tak pernah meninggalkan shalat jamaah. Bahkan ketika sakit, ia tak mau meninggalkan shalat jamaah hingga pernah pingsan.
Pasukannya pun digembleng demikian. Shalat, puasa, tilawah Al Qur’an. Ruhiyah dikuatkan, semangat ditingkatkan. Mereka diajarkan kembali sirah nabawiyah. Diingatkan bahwa semasa perjuangannya di Madinah, Rasulullah kerap berperang membela agama Allah; mulai perang badar, perang uhud, perang ahzab, perang melawan yahudi qainuqa, quraizhah, nadhir dan khaibar, hingga perang Tabuk melawan Romawi.
Bersama pasukan Islam yang bersatu, kuat ruhiyahnya dan tinggi semangatnya itulah Shalahuddin Al Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis pada tahun 1187. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Link :Pemimpin Muslim Ini Tak Mau Tersenyum Sampai Al Quds Kembali ke Pangkuan Islam
0 Response to "Pemimpin Muslim Ini Tak Mau Tersenyum Sampai Al Quds Kembali ke Pangkuan Islam"
Posting Komentar