Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Presidium MRI dan Alumni 212 Bentuk Sekretariat Perjuangan Bersama kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Presidium MRI dan Alumni 212 Bentuk Sekretariat Perjuangan Bersama mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI) dan Presidium Alumni 212 menggelar acara silaturahmi, serta berbuka puasa bersama, Kamis (1/6).
Pertemuan ini melanjutkan pertemuan pada 14 Mei 2017, di Ciseeng, Bogor antara GNPF-MUI, Presidium Alumni 212, dan Presidium MRI. Dimana perlukan membangun kekuatan aliansi Islam, Nasionalis dan Kerakyatan.
Ketua Presidium MRI, Yudi Syamhudi Suyuti mengatakan, dalam pertemuan kemarin, selain bersilaturahmi, juga disepakati untuk dibentuknya sekretariat perjuangan bersama yang dipelopori oleh Presidium MRI, Presidium Alumni 212, dan GNPF-MUI.
"Namun membuka sebesar-sebesarnya untuk seluruh elemen dan kekuatan rakyat yang mau bergabung, baik dari lintas agama, lintas profesi dan seluruh gerakan perjuangan yang sejalan dan sepaham untuk berjuang mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat," kata Yudi kepada wartawan.
Sekjen Presidium Alumni 212, Ustaz Asri Harahap menyatakan, dengan adanya sekretariat perjuangan bersama ini, kita sudah berjuang untuk Indonesia, dimana Islam ada didalamnya. Oleh karena itu, Sekjen Presidium Alumni 212 meminta Presidium MRI memimpin sekretariat perjuangan bersama dengan didampingi para ulama dan tokoh-tokoh nasional.
Tokoh Senior Presidium MRI, DR. Sri Bintang Pamungkas menyatakan menuju Sidang Istimewa harus dilakukan secara konstitusional, dan tidak akan menggunakan cara-cara non-konstitusional, yang justru membuat Indonesia dihukum dunia internasional.
Tujuan yang dicapai adalah mendorong Sidang Istimewa melalui Konstitusi dan Hukum yang berlaku saat ini. Dimana agenda Sidang Istimewa yang akan dicapai adalah, kembali ke UUD 45 asli, cabut mandat Jokowi, dan bentuk pemerintahan transisi.
"Dasar untuk menggelar Sidang Istimewa dengan kita menunggu hasil rekomendasi HAM. Setelah itu baru kita bawa ke DPR, MK, dan meminta MPR untuk menggelar Sidang Istimewa," kata dia.
Sebagaimana diketahui, Presidium MRI lahir setelah Tokoh Senior Dr. Sri Bintang Pamungkas ditahan Rezim Jokowi atas tuduhan Makar. Tujuan dibentuknya adalah agar perjuangan di luar tetap terus berjalan.
Kemudian Yudi Syamhudi Suyuti dipilih sebagai Ketua Presidium, Mona Panggabean sebagai Sekjen, dan Dr. Sri Bintang Pamungkas sebagai Tokoh Senior MRI.
Judul :
Presidium MRI dan Alumni 212 Bentuk Sekretariat Perjuangan Bersama
Link :
Presidium MRI dan Alumni 212 Bentuk Sekretariat Perjuangan Bersama
Artikel terkait yang sama:
Presidium MRI dan Alumni 212 Bentuk Sekretariat Perjuangan Bersama
0 Response to "Presidium MRI dan Alumni 212 Bentuk Sekretariat Perjuangan Bersama"
Posting Komentar