Pelajar Kab. Pekalongan Angkat Bicara Soal Lima Hari Sekolah

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Pelajar Kab. Pekalongan Angkat Bicara Soal Lima Hari Sekolah kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Pelajar Kab. Pekalongan Angkat Bicara Soal Lima Hari Sekolah mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.


Menyikapi pemberitaan di media terkait rencana penerapan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang lima hari sekolah pada tahun ajaran 2017-2018, PC IPNU Kabupaten Pekalongan menggelar diskusi kecil. Diskusi itu dilaksanakan di sela-sela rangkaian kegiatan Roadshow Ramadhan IPNU Kabupaten Pekalongan yang diselenggarakan bersama kader IPNU Kabupaten Pekalongan bertempat di taman rumah dinas jabatan Bupati Pekalongan di Kajen.

Rekan Murtadho selaku Ketua PC IPNU Kabupaten Pekalongan menuturkan, sebagai organisasi yang mempunyai target group pelajar, sudah seharusnya kita ikut menyikapi rencana penerapan kebijakan lima hari sekolah oleh Menteri Muhajir tersebut. "Kita sebagai aktifis organisasi IPNU mempunyai posisi yang sangat strategis untuk menyikapi kebijakan yang akan berpengaruh kepada pelajar atau peserta didik yang notabenenya adalah anggota kita", tandasnya.

Menurut Murtadho, bahwa penerapan aturan lima hari sekolah akan lebih banyak membawa dampak negaitif bagi pelajar. Karna aturan tersebut dinilainya akan
memberatkan dan merepotkan bagi pelajar, selain itu pasti juga akan berdampak pada permasalahan lain yang sangat komplek.

Sementara itu, menyikapi aturan lima hari sekolah yang akan berpengaruh pada bertambahnya jam belajar di sekolah sampai sore hari, beberapa anggota IPNU yang mengikuti diskusi tersebut menyatakan kekhawatiran dan kecemasannya. Pasalnya selain kewajiban belajar di sekolah, sebagian besar anggota IPNU di Kabupaten Pekalongan juga mempunyai kewajiban untuk menuntut ilmu agama di madrasah pada sore hari (red. TPQ/MDA). Belum lagi masalah membagi waktu untuk bermain dan belajar berorganisasi di IPNU. "Kami tidak bisa membayangkan apabila kami harus berada di sekolah sampai sore hari, sangat keberatan untuk membagi waktu dengan kewajiban yang lainnya", tutur Rekan Sudir salah satu kader IPNU.

Di akhir pertemuan, rekan Anam selaku Ketua Bidang Kajian Keislaman sekaligus penanggung jawab kegiatan tersebut berjanji akan terus mendiskusikan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bapak Muhajir Efendy tentang rencana penerapan lima hari sekolah tersebut dengan mencari dan mempersiapkan berbagai sumber yang mendukung. "Agar lebih bermanfaat, Roadshow Ramadhan PC IPNU Kabupaten Pekalongan di empat penjuru Kota Santri ini, selain bertujuan untuk silaturrakhim dan konsolidasi antar tingkat pengurus IPNU, juga kita manfaatkan untuk sarana diskusi dan belajar bagi kader-kader IPNU Kabupaten Pekalongan", tuturnya ketika dikonfirmasi koordinator tim jurnalistik IPNU Kota Santri Aji Lukmana.

Judul :Pelajar Kab. Pekalongan Angkat Bicara Soal Lima Hari Sekolah
Link :Pelajar Kab. Pekalongan Angkat Bicara Soal Lima Hari Sekolah

Artikel terkait yang sama:


Pelajar Kab. Pekalongan Angkat Bicara Soal Lima Hari Sekolah

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Pelajar Kab. Pekalongan Angkat Bicara Soal Lima Hari Sekolah"

Posting Komentar