Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik
Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik
Benangmerahdasi -Al Imam Al Quth Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf Gersik

Suatu hari Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi Shohibul Maulid Simthud Dhuror berkata:

''Kelak akan ada seorang muridku yang memiliki kekeramatan sama denganku namanya adalah Abu Bakar Assegaf.''

Akhirnya di ketahui ternyata beliau adalah Sayyidina Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf wali quthub, asal Gersik.

Dikatakan bahwa maqom (kedudukan) Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf telah mencapai tingkat Shiddiqiyah Kubro. Maqom puncak di mana tidak ada lagi maqom di atasnya kecuali kenabian. Hal itu telah di akui oleh para wali yang hidup sezaman dengan beliau.

Al-Imam Al -Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar berkata:

''Demi fajar dan malam yang sepuluh dan yang genap dan yang ganjil. Sungguh Al Akh Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah mutiara keluarga Segaf yang terus menggelinding (maqomnya) bahkan membumbung tinggi menyusul maqom-maqom para aslafnya (leluhurnya).''

Al Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad berkata:

“Sesungguhnya Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah seorang Quthb Al-Ghaust juga sebagai tempat turunnya pandangan (rahmat) ALLAH SWT."

Al-Arif Billah Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi pernah berkata di rumah Al-Habib Abu Bakar Assegaf di kala beliau membubuhkan tali ukhuwah antara beliau dengan Al-Habib Abu Bakar Assegaf, pertemuan yang diwarnai dengan derai air mata.

Habib Ali berkata kepada para hadirin ketika itu:

"Habib Abu Bakar ini adalah Raja Lebah (Rajanya para Wali di zamannya). Beliau adalah saudaraku di jalan ALLAH. Pandanglah beliau, karena memandang beliau adalah Ibadah."

Al-Habib Husain bin Muhammad al- Haddad berkata:

''Sesungguhnya Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah seorang khalifah. Beliau adalah penguasa saat ini, beliau adalah pemimpin para wali di masanya, beliau telah berada pada maqom As-Syuhud yang mampu menyaksikan (mengetahui) hakekat dari segala sesuatu.''

Di antara ucapan Al Quthb Al-Habib Abu Bakar Assegaf adalah:

''Jika seorang wali meninggal, mereka pasti mengangkat seseorang untuk menggantikannya, mewarisi hal (keadaan)nya dan menduduki kedudukannya. Jika pengganti yang terpilih belum memiliki kemampuan itu untuk menerima hal tersebut, mereka menitipkan hal tersebut kepada salah seorang wali sebagai wakil sampai sang pengganti mampu untuk membawa sirr tersebut.

Kadang-kadang Allah mengujinya dengan menggerakkan lisan masyarakat yang mengganggu harga dirinya, mencela dan menyakitinya sehingga keadaan menjadi sempurna dan menjadi mampu membawa sirr tersebut. Saat itulah mereka berikan warisannya.''

Diriwayatkan bahwa beliau mengalami suatu penyakit yang parah hingga tampak bekas hitam di dada beliau. Hal ini di karenakan beliau adalah penyandang Bala'  bagi umat manusia. Beliau berkata, ''Apa yang kalian lihat menimpa diriku sebenarnya bukanlah musibah, itu adalah kenikmatan di atas kenikmatan. aku merasakan kesenangan dan kelezatan dengannya.Sedang rintihan, keluhan yang kalian dengar dariku hanyalah suatu yang manusiawi, pengakuan atas kelemahanku dan kebutuhan kepada Allah SWT. Sekarang aku menikmati dua kesenangan. Nikmat sabar dan syukur''

Beliau juga berkata,
“Saat aku sakit, Al-Musthofa SAW datang menjengukku dan aku dalam keadaan sadar (yaqodhoh).
Aku berpelukan dengan Beliau SAW di tempat ini (sambil menunjuk tempat yang biasa beliau duduki).
Baca Juga: Karomah-karomah Hadlrotusysyaikh KH. Muhammad Kholil Bangkalan
Sayidina Al-Faqih Al-Muqoddam juga pernah datang ke tempat ini setelah sholat Ashar dan aku dalam keadaan terjaga.
Aku sedang duduk di atas sajadah, tiba-tiba Sayidina Al-Faqih Al-Muqoddam datang diapit dua orang lain.

Salah seorang di antara mereka berkata :
“Kenalkah kau orang ini?”
Katanya seraya menunjuk orang yang di tengah.

“Tidak,” Jawabku.

“Beliau adalah kakekmu, Sayidina Al-Faqih Al-Muqoddam,” Kata orang itu.

Para auliya’ bersepakat bahwa Maqom Ijtima’ (bertemu) dengan Nabi SAW dalam waktu terjaga, adalah sebuah maqam yang melampaui seluruh maqom yang lain.
Hal ini tidak lain adalah buah dari mutaba'ah dzohir batin beliau terhadap sunnah-sunnah Nabi SAW.

Beliau juga pernah berkata,"Aku adalah Ahluddarak, barang siapa yang memohon pertolongan Allah melaluiku, maka dengan izin Allah aku akan membantunya, barang siapa yang berada dalam kesulitan lalu memanggil-manggil namaku maka aku akan segera hadir disisinya dengan izin Allah"

Ijazah beliau:

Dalam acara rutinan rauhah 3 Jumadal Ula, 1355 H. Pada acara rauhan di kediaman beliau di Gersik, al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf menuntun orang-orang yang hadir di acara tersebut dengan kalimat jalalah berikut ini:

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَوْجُودْ فِيْ كُلِّ زَمَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَعْبُودْ فِيْ كُلِّ مَكَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَذْكُورْ بِكُلِّ لِسَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَعْرُوفْ بِاْلاِحْسَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْن

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْأَمَانْ اَلْأَمَانْ مِنْ زَوَالِ الْاِيْمَانْ

وَمِنْ فِتْنَةِ الشَّيْطَانْ، يَا قَدِيْمَ الْاِحْسَانْ

كَمْ لَكَ عَلَيْنَا مِنْ إِحْسَانْ،

اِحْسَانُكَ الْقَدِيمْ ,يَا حَنَّانْ يَا مَنَّانْ،

يَا رَحِيمُ يَا رَحْمنْ, يَا غَفُورُ يَا غَفَّارْ، اِغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا

وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينْ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

Setelah beliau menuntun hadirin dengan dzikir di atas beliau bercerita:

''Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang sholeh dia adalah al-Qodhi Abdul al-Baghdadiy. Dia berkata: " Aku pernah melihat Nabi Muhammad Shalallahu a'laihi wa sallam di dalam mimpi dan beliau terlihat pucat sekali lalu aku berkata kepada Nabi Muhammad Shalallahu a'laihi wa salam: ''Kenapa engkau wahai Nabi, wajah engkau pucat sekali?''

Lalu Nabi Muhammad Shalallahu a'laihi wa sallam menjawab: ''Di malam ini telah meninggal 1.500 orang dari umat-KU, dua dari mereka meninggal dalam keadaan iman dan sisanya meninggal tanpa membawa iman (Su'ul khotimah).''
Baca juga: Biografi KH. Nashiruddin Qodir
Aku berkata lagi kepada Nabi Muhammad shalallahu a'laihi wa sallam : “lalu apa kiat-kiat dari engkau untuk orang-orang yang bermaksiat agar mereka meninggal dengan membawa iman?” Nabi Muhammad shalallahu a'laihi wa sallam berkata: “Ambilah kertas ini dan baca shalallahu a'laihi wa sallam, siapa orang membacanya dan membawanya lalu dia memindah dari satu tempat ke tempat yang lain ( menyebarkan dan mengajarkan ) maka termasuk dari golongan-KU dan akan meninggal dalam keadaan membawa iman, akan tetapi siapa orang yang telah mendengarkannya dan dia tidak membacanya, tidak menyebarkannya maka dia lepas dari aku dan akupun lepas darinya.” Seketika itu aku langsung terbangun dari tidurku dan aku lihat kertas tersebut yang telah ada di genggamanku ternyata di dalamnya berisi tulisan yang penuh barokah, tulisan tersebut adalah :

بسم الله الرحمن الرحيم

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَوْجُودْ فِيْ كُلِّ زَمَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَعْبُودْ فِيْ كُلِّ مَكَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَذْكُورْ بِكُلِّ لِسَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَعْرُوفْ بِاْلاِحْسَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْن

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْأَمَانْ اَلْأَمَانْ مِنْ زَوَالِ الْاِيْمَانْ

وَمِنْ فِتْنَةِ الشَّيْطَانْ، يَا قَدِيْمَ الْاِحْسَانْ

كَمْ لَكَ عَلَيْنَا مِنْ إِحْسَانْ،

اِحْسَانُكَ الْقَدِيمْ ,يَا حَنَّانْ يَا مَنَّانْ،

يَا رَحِيمُ يَا رَحْمَانْ, يَا غَفُورُ يَا غَفَّارْ، اِغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا

وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينْ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

Berkah beliau semoga kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang husnul khotimah dan kelak di kumpulkan bersama sayyidi ahlil jannah Rasulullah Sahalallahu Alaihi Wa Sallam.....Amiin.....Amiin....Aamiiinn





Judul :Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik
Link :Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik

Artikel terkait yang sama:


Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Riwayat Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf -Gersik"

Posting Komentar