Meneladani Sikap Zuhud Kiai Cholil Nawawie Sidogiri

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Meneladani Sikap Zuhud Kiai Cholil Nawawie Sidogiri kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Meneladani Sikap Zuhud Kiai Cholil Nawawie Sidogiri mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

MusliModerat.net - Kiai Cholil Nawawie, pengasuh Pesantren sidogiri, pasuruan, dan termasuk seorang hafizh, yakni penghafal al-Quran. Bila beliau mengimami shalat berjama’ah, suaranya menyejukkan qalbu dan sangat menyentuh hati, hingga tak jarang membuat para jamaah menitikkan air mata tanpa mereka sadari. Kehidupan beliau sangatlah sederhana dan tidak suka menonjolkan diri. 

Kemana-mana beliau selalu naik dokar. Bukan tidak punya uang untuk membeli mobil, malah banyak yang bermaksud memberi mobil kepada beliau, tapi ditolaknya. Alasannya, beliau takut malah akan membebaninya sekaligus khawatir membuat iri tetangga. Saat makan, bila sudah terasa nikmat, maka beliau segera berhenti. “Saya khawatir nikmat saya habis di dunia ini,” demikian alasan beliau. 

Suatu ketika Kiai Cholil pernah mengadukan kegundahan hatinya kepada KH. Kholid dari Warungdowo, Pohjentrek, Pasuruan. 
Dalam bahasa Jawa beliau berujar: “Lid, Aku saiki susah (Khalid, sekarang saya sedang susah!)”
“Susah nopo, Kiai? (susah bagaimana kiai?)” tanya Kiai Kholid. “Begini. Setiap kali saya sedekah pada orang lain, selalu dibalas langsung oleh Allah SWT. Kemarin, saya sedekah sarung kepada seseorang. Tak lama kemudian ada orang mengantarkan 10 helai kain sarung ke rumah. Beberapa hari kemudian, saya bersedekah lagi. Spontan, tak lama kemudian ada orang mengantarkan sesuatu yang sama dengan apa yang telah saya sedekahkan itu – jumlah dan nilainya bahkan lebih besar. Ini yang bikin saya susah. Yang saya takutkan, kalau balasan Allah SWT itu diberikan pada saya hanya di dunia ini, sementara di akhirat nanti saya tidak mendapatkan balasan apapun.” Demikian Kiai Cholil berceritera sambil menangis.

Dalam kehidupan ini, beliau meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW. yang juga hidup sederhana. Sikap hidup sederhana Kiai Cholil ini bisa dibaca dari tulisan berbahasa Arab yang tertampang di dalam rumah beliau yang merupakan doa Rasulullah SAW.: “Ya Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin. Dan ambil nyawaku dalam keadaan yang sama. Serta kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin. [mm]

Judul :Meneladani Sikap Zuhud Kiai Cholil Nawawie Sidogiri
Link :Meneladani Sikap Zuhud Kiai Cholil Nawawie Sidogiri

Artikel terkait yang sama:


Meneladani Sikap Zuhud Kiai Cholil Nawawie Sidogiri

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Meneladani Sikap Zuhud Kiai Cholil Nawawie Sidogiri"

Posting Komentar