Haji Tegak di Atas Tauhid

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Haji Tegak di Atas Tauhid kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Haji Tegak di Atas Tauhid mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

HAJI TEGAK DI ATAS TAUHID (BAG 1)

Diantara syiar ibadah haji yang paling nampak ialah ucapan talbiyyah yaitu ucapan :

"لبيك اللّٰهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد والنعمة لك والملك، لا شريك لك".

"Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wanni'mata laka wal mulk, laa syarika lak".

Maka makna ucapan 'labbaikallahumma labbaik' yaitu seseorang yang bertalbiyyah menampakkan secara terus-menerus sikap menyambut seruan Allah untuk beribadah kepadaNya semata yang diantaranya ialah menyambut seruan Allah ketika Dia menyeru hamba-hambaNya untuk berhaji menuju Baitullah Al Haram.

Dan makna ucapan 'laa syarika lak' yaitu seseorang yang bertalbiyyah menampakkan bahwa tidak ada sekutu bagi Allah dalam rububiyyahNya, UluhiyyahNya dan nama- nama serta sifat-sifatNya, maka Dialah satu-satunya pencipta, pengatur, Yang menghidupkan, Yang mematikan dan Dialah yang berhak untuk diibadahi sehingga tidak berhak selainNya diibadahi bersamaNya baik dari kalangan para nabi, para wali, jin, kuburan, berhala dan selain itu, dan Dialah Dzat yang tidak ada sekutu bagiNya dalam nama-nama dan sifat-sifatNya dan tidak ada yang semisal bagiNya serta tidak ada tandingan bagiNya sebagaimana Allah berfirman :

ليس كمثله شيء وهو السميع البصير".

"Tidak ada yang semisal bagiNya dan Dialah Maha mendengar lagi Maha melihat".

Dan makna 'innal hamda wanni'mata laka wal mulka laa syarika lak' yaitu Engkaulah wahai Rabbku yang berhak terhadap seluruh pujian dikarenakan seluruh kesempurnaan milikMu dan dikarenakan seluruh kenikmatan dari sisiMu dan Engkau wahai Rabb adalah pemilik langit dan bumi dan pemilik dunia dan akhirat, tidak keluar sedikitpun di langit dan di bumi dari kekuasaanMu dan dari pengaturanMu maka tidak bisa aku beribadah kepada selainMu dan tidak bisa aku meminta kepada selainMu dikarenakan tidak ada sekutu bagiMu pada hal itu semua.

Sumber : "Min Mazhahirit Tauhid Fil Hajj" khutbah yang ditulis oleh Asy Syaikh Dr. Ali Bin Yahya Al Haddady hafizhahullah.

Link bacaan : http://ift.tt/2bjoEKo

http://ift.tt/29HBHk4
Haji Tegak di Atas Tauhid
Foto : statue-bronze-street-statue | Sumber: Pixabay

HAJI TEGAK DI ATAS TAUHID (BAG 2)

Diantara syiar ibadah haji yang terbesar ialah thawaf di Baitullah dan amalan yang menyertainya berupa menyentuh Hajar Aswad dan menciumnya.

Thawaf tersebut bukanlah bentuk peribadatan kepada Baitullah dan bukan pula thawaf yang ditujukan kepada Baitullah namun thawaf ditujukan hanya kepada Allah.

Allah yang telah mensyariatkan kepada kita shalat dan puasa dan Dia pulalah yang mensyariatkan kepada kita thawaf di Baitullah sehingga kita thawaf di Baitullah dalam rangka menjalankan perintah Allah Ta'ala.

Oleh karena inilah kita tidak boleh melakukan thawaf di tempat manapun di muka bumi; dikarenakan Allah tidak mensyariatkan bagi kita thawaf yang lain selain di Baitullah maka kita tidak melakukan thawaf di masjid, di kuburan, di pohon, di bebatuan dan selain itu.

Demikian pula tatkala kita mencium Hajar Aswad atau menyentuhnya kita melakukannya dalam rangka meneladani sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan dalam rangka mentaati Allah yang telah memerintahkan kita untuk mentaati RasulNya shallallahu alaihi wasallam sehingga kita mencium Hajar Aswad  dalam keadaan kita meyakini dengan sempurna bahwa tidak ada hajar (bebatuan) yang bisa memudharatkan dan mendatangkan manfaat.

Seandainya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak mensyariatkannya kepada kita niscaya kita tidak melakukannya sebagaimana yang dikatakan oleh shahabat 'Umar Al Faruq radhiallahu anhu.

Dari 'Abis Bin Rabi'ah dari 'Umar radhiallahu anhu bahwasanya beliau datang kepada Hajar Aswad lalu menciumnya dan mengatakan :

"إني أعلم أنك حجر لا تضر ولا تنفع، لولا أني رأيت رسول الله صلى اللّٰه عليه وسلم يقبلك ما قبلتك".

 "Sesungguhnya aku mengetahui bahwa engkau adalah batu yang tidak memudharatkan dan tidak pula mendatangkan manfaat, seandainya aku tidak melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam menciummu niscaya aku tidak akan menciummu". Diriwayatkan oleh Al Bukhary.

Sumber : "Min Mazhahirit Tauhid Fil Hajj" tulisan Asy Syaikh Dr. Ali Bin Yahya Al Haddady hafizhahullah.

🌎http://ift.tt/2bjoEKo

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
http://ift.tt/29HBHk4

Judul :Haji Tegak di Atas Tauhid
Link :Haji Tegak di Atas Tauhid

Artikel terkait yang sama:


Haji Tegak di Atas Tauhid

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Haji Tegak di Atas Tauhid"

Posting Komentar