Simak nih! Dialog Buwas dengan Polisi Bertarif Rp 125 Juta Sekali Kawal Narkoba

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Simak nih! Dialog Buwas dengan Polisi Bertarif Rp 125 Juta Sekali Kawal Narkoba kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Simak nih! Dialog Buwas dengan Polisi Bertarif Rp 125 Juta Sekali Kawal Narkoba mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.


Simak nih! Dialog Buwas dengan Polisi Bertarif Rp 125 Juta Sekali Kawal Narkoba

Opini Bangsa - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap penyelundupan 45,59 kg sabu dari Tiongkok yang melibatkan 10 orang tersangka, kemarin (20/7).

Salah seorang yang terlibat adalah Kepala Pos Polisi Air Pantai Cermin Aiptu Suherianto dan dua orang lainnya berinisial BJ dan MS tewas setelah merasakan timah panas petugas.

Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan, pengungkapan ini dimulai dengan kerjasama antara BNN, Ditjen Bea Cukai dan Polri.

Semua bekerjasama dalam menguntit perjalanan penyelundupan narkotika alias control delivery. ”Narkoba ini berasal dari Tiongkok yang transit di Malaysia,” paparnya.

Dari wilayah Malaysia menggunakan sebuah kapal, bandar ini masuk ke perairan di Indonesia. Tidak hanya itu, bandar juga dalam perjalanannya berganti kapal kecil masuk ke pelabuhan tikus di sekitar Pantai Cermin, Sumatera Utara. ”Saat di pelabuhan tikus inilah, peran dari Kapospol ini dimulai,” tuturnya.

Kapospol ini mengawal perjalanan kapal tersebut hingga sandar ke pelabuhan tikus dan melakukan bongkar muat. Dengan dikawal Kapospol, tentunya membuat masyarakat menjadi tidak curiga.

Pasalnya, masyarakat saat melihat ada Kapospol sudah mengenali. ”Ya, orang kalau lihat oh, ini Pak polisi itu,” jelas Buwas, panggilan akrabnya.

Saat itu Buwas langsung saja mendekati Aiptu Suherianto. Buwas-panggilan akrab Budi Waseso langsung bertanya, berapa kali mengawal sabu. Dengan muka yang tampak lemas dan tertunduk. ”Sudah lima kali Ndan,” ujar Suherianto.

Buwas langsung menyaut dengan pertanyaan lain, ”Dibayar berapa sekali mengawal narkoba ini?,”. Suherianto dengan lirih mengaku mendapatkan upah Rp 125 juta per pengiriman.

Buwas lalu berceletuk. ”Itu pengakuannya lima kali. Tapi bisa lebih banyak lagi sebenarnya,” jelasnya.

Pada Suherianto, Buwas menyebut bahwa mengawal narkotika itu perbuatan
penghianat. ”Yang seharusnya menangkap penjahat, ini malah bergabung dengan penjahat untuk memasukkan narkotika,” terangnya.

Mantan Kabareskrim tersebut menjelaskan, seharusnya bila bertemu dengan penghianat bangsa dan negara semacam ini selesai di lapangan saja.

”Hukumannya harus lebih berat lagi. Nanti, dia akan saya kirim ke Polri, bisa disidang etik dan langsung dipidana,” tegasnya.

Memang bandar narkotika terus berupaya merekrut aparat, terutama penegak hukum. Sebelumnya, setidaknya ada belasan aparat dari Sipir hingga Polisi yang telah tertangkap kongkalikong dengan bandar.

”Sebelumnya ada sipir yang pakai narkotika bareng napi di Cipinang, lalu ada sipir di Tarakan membawa 5 kg sabu. Seorang sipir di Sidoarjo juga tertangkap membawa 20 gram sabu,” jelasnya.

Buwas juga pernah menangkap Kasat Narkoba Polres Belawan AKP Ichwan Lubis yang pernah memeras bandar Akiong dengan mencatut nama Buwas. ”Tidak peduli aparat mana, semua yang terlibat narkotika ditindak,” terangnya.

Dalam pengungkapan tersebut tujuh bandar lainnya adalah SS, ES, HA, RS, AR, UT dan SB. Mereka berperan dari pengontrol barang, pengecek kualitas narkotika hingga pengemudi.

”Bandar yang memesan narkotika juga tertangkap tapi tewas yang dua orang itu. Mereka duluan berangkat ke akhirat,” candanya.

Sementara Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi menuturkan, penguntitan terhadap bandar kali ini dilakukan dengan tim gabungan.

Penguntitan dari lautan hingga ke daratan. ”Tidak sendiri-sendiri, kami bersamaan menguntit hingga ke daratan. Kami putuskan menangkapnya di sebuah SPBU,” ujarnya.

Memang harus diakui dengan garis pantai sepanjang lebih dari 18 ribu km, parairan Indonesia memang longgar. Namun, sinergi antar lembaga bisa saling menambal, sinergi itu misalnya Bea Cukai memiliki 195 kapal.

”Lalu ada kapal TNI AL dan Bakamla yang jumlahnya juga ratusan. Semuanya bekerjasama saling berjaga,” terangnya.

Dari perhitungan Ditjen Bea Cukai, hanya di Sumatera itu ada 400 titik pelabuhan tikus. Kondisi tersebut tentunya membuat semua aparat perlu untuk bekerja keras.

”Namunj, bila ternyata ada aparat baik dari sipir dan polisi terlibat, tentunya harus ada peringatan dan tindakan,” jelasnya. [opinibangsa.id / jpnn]

Judul :Simak nih! Dialog Buwas dengan Polisi Bertarif Rp 125 Juta Sekali Kawal Narkoba
Link :Simak nih! Dialog Buwas dengan Polisi Bertarif Rp 125 Juta Sekali Kawal Narkoba

Artikel terkait yang sama:


Simak nih! Dialog Buwas dengan Polisi Bertarif Rp 125 Juta Sekali Kawal Narkoba

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Simak nih! Dialog Buwas dengan Polisi Bertarif Rp 125 Juta Sekali Kawal Narkoba"

Posting Komentar