Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Para Pahlawan Nasional dan Dana Rp 1,5 Triliun. kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Para Pahlawan Nasional dan Dana Rp 1,5 Triliun. mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
MusliModerat.net - Setelah PERPPU tentang keormasan disahkan dan Pemerintah membubarkan HTI, Saya dibanjiri bully tentang PBNU yang menerima dana Rp. 1,5 Triliun. Apalagi bully terhadap PBNU itu juga datang dari Emha Ainun Nadjib yang populer dipanggil "Nun".
Negara telah menghormati perjuangan kiai-santri hingga mewujudkannya dalam simbol Pahlawan Nasional:
1. Pangeran Diponegoro
2. KH Hasyim Asyari Jombang
3. KH Abdul Wahab Chasbullah Jombang
4. KH Zainul Arifin Tapanuli Selatan
5. KH Zainal Mustofa Tasikmalaya
6. KH Asad Syamsul Arifin Situbondo
7. KH Wahid Hasyim Jombang
8. KH. Idham Cholid Banjarmasin
8 Pahlawan dari para kiai di atas telah menghadiahkan negara dalam bentuk sekarang ini. Bahkan mereka juga berjuang mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. 8 kiai di atas hanya simbol kehadiran kiai dalam perjuangan, di luar itu terdapat ribuan kiai terlibat dalam perjuangan. Kiai saya, Abdul Djalil, Sa'doellah Nawawi, Hasani Nawawi, dari Sidogiri, pun ikut berjuang dan berkorban.
Kiai kiai generasi berikutnya menghormati kiai kiai sebelumnya. Saat Muktamar NU di Situbondo, Pahlawan Nasional KH Asad Syamsul Arifin jadi tuan rumah penegasan bahwa Pancasila dan Islam itu tidak perlu dipertentangkan. Indonesia saat ini adalah final.
Saat Muktamar Nahdlatul Ulama 1999 di Lirboyo para kiai menentang gerakan trans nasional yg mulai berani muncul dengan aksinya yang tidak mensahkan ibadah muslim Indonesia (saat itu sudah mulai banyak muncul orang yang secara demonstratif menunjukkan bahwa ibadah muslim Indonesia harus ikut negara di Arab sana).
Para kiai kembali itba' kepada kiai kiai pejuang saat Munas Alim Ulama NU 2015 yang tidak setuju terhadap gerakan kelompok atau perorangan di Indonesia yang mengusung khilafah (HTI). "Itu mau merobohkan Indonesia negeri kita." Kata para kiai.
Suara suara para kiai di sepanjang tahun itu sebagai salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para kiai dan santri yang telah berjuang dengan jiwa harta merebut mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Lalu, sudah kewajiban NU untuk mendukung Pemerintah yang membubarkan kelompok manapun--termasuk HTI--yang nyata mau merobohkan Indonesia, negeri warisan para kiai. Bagi NU, menjaga NKRI itu panggilan jiwa. Tak peduli dibully, dipojokkan, dicacimaki, dihina karena sesungguhnya dari masa ke masa pengurus NU itu tak sepi dari hinaan dan cercaan, ancaman fisik dan usaha pembunuhan. Ya, sampai kini.
Uang Rp. 1, 5 Triliun saat ini jadi mars membully NU. Penciptanya para aktivis perusak negeri, penyanyinya para pembenci NU dan pengurus NU, baik mereka yang genetiknya memang benci NU maupun orang orang yang ngaku Nahdliyin namun tidak paham NU.
Selalu sejarahlah yang membuktikan ijtihad para kiai NU. Sejarahlah yang membuktikan bahwa para pencaci dan pengancam NU selalu mengalami kenistaan.
Dishare dari Kiai Sulthon Fathoni.
sans-serif;">Klarifikasi
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Ishfah Abidal Aziz mengatakan, judul berita yang mengatakan PBNU Terima 1,5 Triliun tak sesuai dengan realita yang terjadi. Menurutnya kerjasama Kementerian Keuangan terkait program itu dengan nominal mencapai Rp 1,5 Triliun tersebut tak hanya dilakukan bersama PBNU, namun juga dengan ormas lain.
“Judul berita tersebut sesat dan menyesatkan, karena tidak sesuai dengan isi berita dan juga tidak sesuai dengan realitasnya,” katanya dilaman facebook pribadinya, Sabtu 15 Juli 2017.
Mantan Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia DI Yogyakarta ini menilai, berita tersebut dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk membangun kesan negatif terhadap NU. Mereka dengan sengaja memviralkan berita itu di media sosial dengan tujuan merusak citra organisasi besutan KH Hasyim Asy’ari ini.
“Seolah-olah NU melalui PBNU memperoleh bantuan dari Pemerintah sebesar 1,5 Triliun, angka yang cukup fantastis,” tegasnya.
Selain berita lama (Februari lalu), lanjut Ishfah, isi beritanya pun tidak sesuai ralita. Ishfah menjelaskan, alokasi kredit usaha mikro 1,5 Triliun itu adalah diperuntukkan untuk Warga Negara Indonesia, bukan hanya warga NU dan disalurkan melului sejumlah ormas.
“Yang bekerjasama dengan Pemerintah terkait program ini juga bukan hanya PBNU. Jadi, nilai 1,5 Triliun itu adalah alokasi kredit usaha mikro yang akan disalurkan oleh Pemerintah di tahun 2017, melalui berbagai sarana dan kerjasama,” tukasnya.[muslimoderat]
Judul :
Para Pahlawan Nasional dan Dana Rp 1,5 Triliun.
Link :
Para Pahlawan Nasional dan Dana Rp 1,5 Triliun.
Artikel terkait yang sama:
Para Pahlawan Nasional dan Dana Rp 1,5 Triliun.
0 Response to "Para Pahlawan Nasional dan Dana Rp 1,5 Triliun."
Posting Komentar