Kapolri: Teroris Pakai Telegram untuk Komunikasi

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Kapolri: Teroris Pakai Telegram untuk Komunikasi kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Kapolri: Teroris Pakai Telegram untuk Komunikasi mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.




Wacana pemblokiran terhadap salah satu aplikasi pesan singkat, Telegram, bukan tanpa alasan. Salah satu yang cukup menguat adalah adanya indikasi aktivitas kelompok teroris yang menggunakan aplikasi itu sebagai alat komunikasi dan koordinasi.

Hal itu disampaikan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (16/7/2017).

"Sampai bom Kampung Melayu, terakhir di Falatehan, ternyata komunikasi yang mereka gunakan semuanya menggunakan Telegram," ujar Tito.

Tito membeberkan, dalam kasus serangan teror di Kampung Melayu, polisi menemukan adanya komunikasi antarpelaku via Telegram dengan Bahrun Naim, seorang militan ISIS asal Indonesia yang dikabarkan telah berada di Suriah.



style="text-align: justify;">baca juga: Presidium Alumni 212 Minta Jokowi Hentikan Kegaduhan Politik


Tak hanya untuk kasus di Kampung Melayu. Dalam kasus penusukan polisi di Falatehan, pelaku bernama Mulyadi diketahui bergabung dengan grup radikal di Telegram. Indikasi penggunaan telegram oleh kelompok teroris, kata Tito, juga terungkap dalam penangkapan pengibar bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama.

Pelaku berinisial GOH diketahui mendapat pemahaman radikal melalui internet sejak 2015. Salah satunya dari grup media sosial dan aplikasi Telegram yang diberi nama, Manjanik, Ghuroba, UKK, dan Khilafah Islamiyah.

"Selama ini fitur telegram banyak keunggulan. Di antaranya mampu memuat sampai 10.000 member dan dienkripsi. Artinya sulit dideteksi," ujar Tito.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengultimatum pemblokiran aplikasi Telegram di Indonesia lantaran telah ditemukan banyak kanal yang bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan berbagai aktivitas lainnya yang bertentangan dengan undang-undang.

sumber : jitunews



Judul :Kapolri: Teroris Pakai Telegram untuk Komunikasi
Link :Kapolri: Teroris Pakai Telegram untuk Komunikasi

Artikel terkait yang sama:


Kapolri: Teroris Pakai Telegram untuk Komunikasi

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Kapolri: Teroris Pakai Telegram untuk Komunikasi"

Posting Komentar