Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Inilah Penistaan "Takbir" yang Sesungguhnya kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Inilah Penistaan "Takbir" yang Sesungguhnya mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Ada yang teriak takbir terus merusak, memukul dan melakukan kekerasan. Ada juga Imam Demo yang setiap ucapkan kalimat kebencian selalu disertai dengan takbir seperti : “Siap bela ISIS ? Takbir ! Siap bunuh pendeta? Takbir ! Siap kepung istana? Takbir !” Bahkan ada juga anak-anak kecil yang berpawai sambil bertakbir yang kemudian diikuti kalimat : “Bunuh Penista Agama, Bunuh Penista Agama !” (padahal ia juga sering menistakan agamanya)
Ini namanya adalah penistaan agama atau tepatnya adalah penistaan takbir. Tapi tidak pernah ada lembaga fatwa yang menghujat dan mengharamkan penistaan ini. Lembaga tersebut lebih suka bikin fatwa Ahok menista agama, haram ucapkan selamat hari raya umat lain, haram topi sinterklas, haram infotainment, BPJS haram hingga fatwa haram polisi tidur.
Kabar terakhir adalah teroris yang menusuk polisi muslim yang baru saja sholat Isya di masjid. Padahal mereka seagama dan sama-sama barusan shalat di masjid. Sebelumnya di Sumut juga terjadi penusukan polisi yang juga disertai ucapan takbir. Serangan-serangan teroris yang terjadi di Prancis dan Inggris juga selalu disertai dengan ucapan takbir. Bahkan saat sholat Ied kemarin setelah khatib ucapkan takbir 7 kali dilanjutkan dengan ceramah yang menjelekkan pemerintah, provokasi politik dan isu SARA hingga ditinggalkan oleh jamaahnya yang ternyata lebih waras daripada khatibnya.
Tiap kali saya nulis soal kritik agama seperti ini saya dianggap memojokkan Islam padahal saya hanya bicara fakta apa adanya. Tulisan saya akan terus pedas selama masih banyak yang belum waras. Tulisan saya tidak memojokkan Islam tapi hanya mengkritik orang yang mabok dogma dan gemar memelihara kebencian dan permusuhan.
Saya justru ingin menolong agama Islam sehingga kembali memancarkan keharuman dan berhasil menjadi rahmatan lil alamin sehingga tidak hanya menjadi slogan kosong tanpa makna. Tapi sudahlah. Ternyata memang susah jadi manusia waras. Yang tidak setuju dengan tulisan ini semoga tidak termasuk mereka yang suka menistakan dan menghancurkan citra agamanya sendiri.
Salam Waras ga pake GUOBLOK...!!
Dishare dan disunting dari tulisan Muhammad Jazuli
Link :Inilah Penistaan "Takbir" yang Sesungguhnya
0 Response to "Inilah Penistaan "Takbir" yang Sesungguhnya"
Posting Komentar