Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Bangsa Ini Dibangun oleh Bapak-Bapak Bangsa yang Tidak Pendendam, Santun dan Toleran kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Bangsa Ini Dibangun oleh Bapak-Bapak Bangsa yang Tidak Pendendam, Santun dan Toleran mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
MusliModerat.net - Perhatikan komentar Buya Hamka atas pemenjaraan dirinya oleh Bung Karno, "Saya tidak pernah dendam kepada orang yang menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa. Selama dua tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa semua itu merupakan anugerah yang tiada terhingga dari Allah kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Al-Qur’an 30 juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan itu.”
Meskipun secara politik berseberangan, Soekarno tetap menghormati keulamaan Hamka. Menjelang wafatnya, Soekarno berpesan, “Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku…”
Meskipun banyak yang tak setuju, Buya Hamka dengan ikhlas memenuhi wasiat Soekarno memimpin shalat jenazah tokoh yang pernah menjebloskannya ke penjara itu.
Bangsa ini dibangun oleh para negarawan yang tegas tapi santun ...
Karena kritiknya yang tegas pada Orde Baru, Mohammad Natsir bersama kelompok petisi 50 dicekal. Natsir dilarang untuk melakukan kunjungan luar negeri seperti mengikuti Konferensi Rabithah Alam Islami. Bahkan Natsir tidak mendapat izin untuk ke Malaysia menerima gelar doktor kehormatan dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universiti Sains Pulau Pinang.
Di balik kritik yang ia lancarkan, ia tetap bersikap santun. Misalnya pada beberapa kali perayaan Idul Fitri, ia selalu saja hadir dalam acara silaturahmi di kediaman Soeharto di Cendana, meskipun keberadaannya seringkali tidak ditanggapi oleh Soeharto saat itu.
Bahkan bukan hanya bersikap santun, ia secara sadar juga turut membantu pemerintahan Orde Baru untuk kepentingan pemerintah sendiri. Misalnya, ia membantu mengontak pemerintah Kuwait agar dapat menanam modal di Indonesia dan meyakinkan pemerintah Jepang tentang kesungguhan Orde Baru membangun ekonomi.
Bangsa ini berdiri karena para founding fathers yang toleran dan penuh empati ...
style="font-family: Verdana, sans-serif;">Prawoto Mangkusasmito, Ketua Umum Masyumi setelah Mohammad Natsir, hidup sangat sederhana bahkan tak punya rumah. Ketua Umum Partai Kristen Indonesia, IJ Kasimo berinisiatif menginisiasi urunan untuk membelikan rumah bagi Prawoto.
Bangsa ini besar karena kesederhanaan pemimpinnya ...
Bung Hatta pernah punya mimpi untuk membeli sepatu Bally. Dia menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya. Ia kemudian menabung, mengumpulkan uangnya sedikit demi sedikit agar bisa membeli sepatu idaman tersebut.
Namun, apa yang terjadi? Ternyata uang tabungan tidak pernah mencukupi untuk membeli sepatu Bally. Uang tabungannya terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu orang-orang yang datang kepadanya guna meminta pertolongan. Alhasil, keinginan Bung Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian hingga akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan, ternyata hingga wafat, guntingan iklan sepatu Bally tersebut masih tersimpan dengan baik.
Bangsa ini kokoh karena pemimpinnya menjunjung fairness ...
Ketika hubungan Soekarno dan Hatta merenggang, beberapa orang yang pro Soekarno tidak mencantumkan nama Hatta pada teks proklamasi. Soekarno dengan marah menegur, “Orang boleh benci pada seseorang! Aku kadang-kadang saling gebug dengan Hatta!! Tapi menghilangkan Hatta dari teks proooklaamaasii, itu perbuatan pengecut!!!”.
Hari ini kita menentukan apakah bangsa ini jadi pemenang atau pengecut.
Jadi besar atau kerdil.
Jadi pemaaf atau pendendam.
Jadi penuh empati atau suka menghakimi.
Jadi penyebar damai atau penebar fitnah.
Yang akan menentukan masa depan bangsa ini bukan hanya siapa yang terpilih, tapi juga bagaimana sikap pendukungnya.
Bukan hanya siapa yang menang, tapi bagaimana sikap yang kalah.
Judul :
Bangsa Ini Dibangun oleh Bapak-Bapak Bangsa yang Tidak Pendendam, Santun dan Toleran
Link :
Bangsa Ini Dibangun oleh Bapak-Bapak Bangsa yang Tidak Pendendam, Santun dan Toleran
Artikel terkait yang sama:
Bangsa Ini Dibangun oleh Bapak-Bapak Bangsa yang Tidak Pendendam, Santun dan Toleran
Related Posts :
Zalim! Tak Jawab Telepon Karena Shalat, Pegawai Transjakarta Diberi SP3
Zalim! Tak Jawab Telepon Karena Shalat, Pegawai Transjakarta Diberi SP3
Opini Bangsa - Pegawai Transjakarta, Mulyono, mendapat sanksi su… Read More...
Tujuh Alumni Aksi 212 Mendeklarasikan Partai Syariah, Ketua Penggagasnya Seorang Wanita
MusliModerat.net - Tujuh orang alumni aksi 212 hari ini mendeklarasikan berdirinya partai politik bernama Partai Syari… Read More...
Ini Video Pembongkaran Makam di Bogor, Jenazah Guru Ngaji dan Marbot Masih Utuh
Ini Video Pembongkaran Makam di Bogor, Jenazah Guru Ngaji dan Marbot Masih Utuh
Opini Bangsa - Proses pemindahan 130 jenazah di lokasi p… Read More...
Mendapat Kecaman Netizen karena Sebarkan Kontroversi di Trans TV, Ust. Syam Akhirnya Minta Maaf… Read More...
Perppu Ormas, Yusril: Kami Melawan dengan Cara yang Damai, Sah & Konstitusional
Kuasa Hukum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Yusril Ihza Mahendra, membenarkan kabar bahwa HTI akan mengajukan gugatan uji materi terhadap … Read More...
0 Response to "Bangsa Ini Dibangun oleh Bapak-Bapak Bangsa yang Tidak Pendendam, Santun dan Toleran"
Posting Komentar