Soal Film Sudutkan Islam, Ini Kata Ahli Psikologi Forensik

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Soal Film Sudutkan Islam, Ini Kata Ahli Psikologi Forensik kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Soal Film Sudutkan Islam, Ini Kata Ahli Psikologi Forensik mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.


Soal Film Sudutkan Islam, Ini Kata Ahli Psikologi Forensik

Opini Bangsa - Film "Kau adalah Aku yang Lain" yang diunggah lewat akun media sosial oleh Divisi Humas Polri menimbulkan kontroversi. Film ini dianggap mendiskreditkan kelompok agama tertentu.

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menyoroti empat hal terkait kontroversi film tersebut, yakni isi film, momentum penayangan, pengunggah, dan penghargaan. Menurut Reza, penayangannya pada momen Idul Fitri, yang merupakan hari raya umat Islam, memperburuk isi film tersebut. Film yang dipublikasikan lewat akun media sosial resmi Polri ini menyabet juara pertama Police Movie Festival.

"Percampuran isi, momen, pengunggah, dan trofi itu memperlihatkan kurangnya sensitivitas polisi dalam sejumlah kerjanya belakangan ini," kata Reza, kepada Republika.co.id, Kamis (29/6).

Menurut Reza, sikap Polri itu dipandang sebagai penyebab munculnya langkah-langkah penegakan hukum yang diskriminatif dan melukai hati kalangan masyarakat tertentu. Reza berharap polisi bisa lebih matang dan peka
dalam membawa diri di tengah kompleksitas sosial.

Reza pun membandingkan dengan perilaku Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dinilai banyak kalangan lebih lihai merebut hati publik. TNI justru dirasa lebih menenteramkan dan mengayomi masyarakat. Ia menyebut penayangan film "Kau adalah Aku yang Lain" membuat institusi kepolisian kehilangan kepercayaan masyarakat.

"Amunisi utama polisi sesungguhnya adalah kepercayaan masyarakat. Bukan senjata api, teknologi canggih untuk melacak penjahat, maupun keterampilan bela diri. Apesnya, kepercayaan itulah yang saat ini terkesan sedang diunggis bahkan oleh institusi kepolisian sendiri," kata Reza Indragiri.

Reza mengungkapkan, situasi ini menjadi momentum bagi Polri untuk menata strategi kehumasannya. Polisi harus menjadi agen perubahan sosial yang proaktif dan santun. Polisi tidak boleh diskriminatif dan tebang pilih dalam penegakan hukum.

Menurutnya, pendekatan komunikasi polisi berpengaruh dalam pergaulan masyarakat. Peserta Community Policing Development Program, Jepang ini meminta Polri untuk meminta maaf karena telah secara kurang arif mengabaikan ekses dari konten film tersebut, di balik keinginan untuk menyemaikan sikap toleransi dan kebhinekaan.

"Konkretnya, betapa luhurnya jika Polri meminta maaf kepada masyarakat luas, teristimewa kepada komunitas yang di dalam film "Kau adalah Aku yang Lain" telah difiksikan secara vulgar sebagai kaum penindas," tegas Reza. [opinibangsa.id / rol]

Judul :Soal Film Sudutkan Islam, Ini Kata Ahli Psikologi Forensik
Link :Soal Film Sudutkan Islam, Ini Kata Ahli Psikologi Forensik

Artikel terkait yang sama:


Soal Film Sudutkan Islam, Ini Kata Ahli Psikologi Forensik

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Soal Film Sudutkan Islam, Ini Kata Ahli Psikologi Forensik"

Posting Komentar