Puisi Inayah tentang Gus Dur: Lelaki yang Dimaki Tak Punya Mata

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Puisi Inayah tentang Gus Dur: Lelaki yang Dimaki Tak Punya Mata kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Puisi Inayah tentang Gus Dur: Lelaki yang Dimaki Tak Punya Mata mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

Image result for gus durMusliModerat.net - Pada acara Rosi bertajuk “Berbagi Warisan Gus Dur” yang ditayangkan Kompas TV pada Kamis (22/06) petang, Inayah Wahid, salah satu putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membacakan  puisinya berjudul “Lelaki yang Tak Punya Mata.” 

Berikut adalah transkip puisi lengkapnya:

“Lelaki Yang Tak Punya Mata”
Seseorang pernah berteriak-teriak
menghujat seseorang lelaki yang dimakinya tak punya mata
Ah, Aku ingat, lelaki yang dimakinya tak punya mata itu
Dahulu aku sering menggenggam tangannya
Aku ingat, matanya memang terpejam
Tapi nyata: ia melihat lebih banyak dari kami semua
Memandang lebih dalam dari kami yang matanya membelakak
Dan menyaksikan lebih jauh dari mata kami yang terbuka lebar
Lelaki itu... adalah samudera kehangatan
Dimana setiap orang bebas berenang, berselancar ataupun menyelam
Tanpa takut ditanya: “agamamu apa?”
Aku ingat, mata lelaki itu,
Ialah mata air, 
Yang darinya keluar cinta kasih melimpah-ruah
Meluber hingga ke samudera
Tak habis-habisnya disesap manusia
Mata lelaki itu adalah
pelukan hangat untuk siapa saja
Terutama yang membawa luka
Dan disanalah kami semua menemukan rumah
Tempat luka-luka dibasuh oleh air matanya
Mata lelaki itu, adalah jendela
Siapa saja bisa memanjat, untuk kemudian masuk ke dalam kepalanya
Menjelajah tanpa batas 
Dan berakhir di hatinya yang lapang
Mata lelaki itu, adalah tunas kebaikan
Yang tak pernah berhenti tumbuh meski selalu dibagikan ke semua orang
Karena ia percaya: kebaikan untuk semua, 
Bukan hanya golonganku saja
Dan dari tetes air mata kerinduan seluruh manusia yang mencintainya
Kami membangun jembatan, antara kami dan Si Lelaki yang katanya tak bermata itu
Melalui jembatan itu kami berjalan menuju samudera matanya
Menjauh, menjauh, dan masih jauh dari teriakan-teriakan lelaki pendengki yang tak punya hati

Pada program yang disiarkan televisi secara nasional tersebut, Rosiana Silalahi  – sang pembawa acara – menghadirkan Istri dan putri-putri Gus Dur: Ny. Hj. Shinta Nuriyah Wahid, Alissa Wahid, Yenny Wahid, Anita Wahid dan Inayah Wahid. 

Di acara tersebut, laku dan pemikiran Gus Dur terkait tentang keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan dibedah kembali karena dianggap masih relevan dengan kondisi bangsa akhir-akhir ini butuh sosok teladan. (Ahmad Naufa/Abdullah Alawi/NU Online)

Judul :Puisi Inayah tentang Gus Dur: Lelaki yang Dimaki Tak Punya Mata
Link :Puisi Inayah tentang Gus Dur: Lelaki yang Dimaki Tak Punya Mata

Artikel terkait yang sama:


Puisi Inayah tentang Gus Dur: Lelaki yang Dimaki Tak Punya Mata

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Puisi Inayah tentang Gus Dur: Lelaki yang Dimaki Tak Punya Mata"

Posting Komentar