Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Pilihan Bersejarah Boy Sadikin, Melepas Jaket Merah, Memilih "Berdarah" untuk Jakarta kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Pilihan Bersejarah Boy Sadikin, Melepas Jaket Merah, Memilih "Berdarah" untuk Jakarta mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Pilihan Bersejarah Boy Sadikin, Melepas Jaket Merah, Memilih "Berdarah" untuk Jakarta
Opini Bangsa - Boy Sadikin memilih to fight a bloody and unpopular duel karena dia percaya Ahok mesti ditumbangkan. Boy was right.
Just like Noah, dengan perahu menyelamatkan keluarganya dari banjir. Pilihan politik Boy Sadikin selamatkan Jakarta dari amukan brutal Ahok.
Seringkali, keputusan terbaik tidak popular. Boy Sadikin mesti resign dari partainya. Dia punya dignity. Berani. Karakter moralnya diuji. Dan dia keluar sebagai pemenang. Salute.
Seperti kata Margaret Chase Smith, "The right way is not always popular and easy way. Standing for the right when it is unpopular is a true test of moral character."
Saya, dan
mungkin juga Boy Sadikin, adalah salah satu orang yang keberatan bila Ahok disama-samakan dengan Ali Sadikin.
Bang Ali tegas, keras, disiplin tapi dicintai. Anak buahnya banyak yang jadi "orang". Misalnya, AM Fatwa (Wakil Ketua DPR-RI), Wardiman Djojonegoro (Menteri Pendidikan) dan Foke, yang pernah kena damprat, sukses jadi Gubernur DKI. Dengan anggaran minim, Bang Ali ubah Jakarta. Taman Ismail Marzuki, Ancol, Ragunan Zoo adalah beberapa legacy Ali Sadikin.
Sementara Ahok diketahui gemar mempermalukan anak buah. Dia pasang "anak magang" menjadi mata-mata birokrasi. Ahok bengis ke bawah, tapi tumpul ke atas. Dia caci-maki seorang single-mom sebagai "maling" KJP. Sedangkan keberpihakan Bang Ali kepada rakyat. Nggak pernah caci-maki rakyat. Dia pernah menampar boss kontraktor karena kerja asal-asalan.
Today, 17 Juni 2017, saya ketemu Boy Sadikin. Dia anak pertama Letnan Jenderal KKO Ali Sadikin. It is my honor to meet him. Dia punya karakter. Dialah salah satu faktor kunci kemenangan Anies-Sandi. Jasanya besar sekali.
Menurutnya, The war is not over yet. Anies-Sandi akan digempur abis-abisan. Sehingga soliditas, kohesi dan tim kuat amat dibutuhkan.
Judul :
Pilihan Bersejarah Boy Sadikin, Melepas Jaket Merah, Memilih "Berdarah" untuk Jakarta
Link :
Pilihan Bersejarah Boy Sadikin, Melepas Jaket Merah, Memilih "Berdarah" untuk Jakarta
Artikel terkait yang sama:
Pilihan Bersejarah Boy Sadikin, Melepas Jaket Merah, Memilih "Berdarah" untuk Jakarta
0 Response to "Pilihan Bersejarah Boy Sadikin, Melepas Jaket Merah, Memilih "Berdarah" untuk Jakarta"
Posting Komentar