Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Kisah Perjuangan Para Dai Ramadhan yang Turun ke Pelosok Sulawesi kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Kisah Perjuangan Para Dai Ramadhan yang Turun ke Pelosok Sulawesi mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Kisah Perjuangan Para Dai Ramadhan yang Turun ke Pelosok Sulawesi
Opini Bangsa - Deretan gunung sejauh mata memandang, hamparan padi dan desiran air irigasi menemani perjalanan safari Ramadhan Bidang Dakwah Yayasan Wakaf Amanatul Ummah Poso pada Selasa (06/06), ketika menuju desa terpencil Lembah Sumara, Kecamatan Soyo Jaya, Kabupaten Morowali Utara.
Desa Lembah Sumara terletak dibawah kaki gunung dan bukit-bukit Morowali. Desa terpencil ini berada di antara perbatasan Kabupaten Morowali Utara dengan Kabupaten Poso. Penduduk mayoritasnya merupakan Muslim suku Jawa dan suku Bugis. Sebagian besar, keseharian mereka ialah bertani di sawah.
“Penduduk disini hampir seratus persen Muslim. Alhamdulillah, sholat lima waktunya terjaga. Hanya saja untuk waktu Dhuhur dan Ashar ada yang tidak sholat di masjid karena masih disawah,” ungkap Pak Ahmad Tonggong kepala Desa Lembah Sumara.
Kedatangan tim safari Ramadhanpun disambut gembira oleh warga setempat. Hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi para da’i untuk menyebarkan ajaran Islam yang mulia.
style="text-align: justify;">Tak hanya di Lembah Sumara, Kecamatan Soyo Jaya, Kabupaten Morowali Utara, da’i juga disebar di beberapa titik di desa terpencil di Kecamatan Tojo Una-una, Desa Bencue Malino, Kecamatan Morowali Utara serta Desa Kasimbar di Kecamatan Parigi Moutong.
Para da’i pemula dan da’i senior kota Poso seolah-olah berlomba meraup pahala menyebarkan ajaran Islam di pelosok desa terpencil wilayah Sulawesi Tengah. Perjalanan yang panjang dengan kondisi jalan yang berlumpur, menyebrangi jembatan kayu serta menyebrangi lautan menggunakan perahu sampan tidak terasa berat ketika bertemu warga setempat dengan suasana hangat dalam ukhuwah islamiyah.
“Ramadhan kali ini terasa spesial karena saya bisa menambah pengalaman sekaligus beramal. Walaupun saya bukan seorang ustadz tapi Ramadhan ini saya dipanggil ustadz di desa-desa terpencil ini. Dan saya sampaikan walaupun hanya satu ayat,” ungkap Hamzah dengan senyum malu.
Sementara itu menurut pengurus Bidang Dakwah Yayasan Wakaf Amanatul Ummah Poso, program dakwah kali ini lebih fokus ke pelosok daerah karena selain permintaan dan kondisi umat yang membutuhkan juga di daerah menjadi rawan kristenisasi.
“Untuk tahun ini sebagian besar da’i kita fokuskan ke pelosok daerah terpencil karena ada umat disana yang jarang tersentuh dakwah Islam. Kami juga mengharapkan dengan dakwah ini akan tertanam akidah dan tauhid mereka sehingga tidak mudah goyah atau tertukar hanya dengan supermi,” jelas Ustadz Afif Asy Syuhada ketua Madina (Majelis Da’i Nasional) Poso dan pengurus Bidang Dakwah Yayasan Wakaf Amanatul Ummah Poso. [
opinibangsa.id /
kn]
Judul :
Kisah Perjuangan Para Dai Ramadhan yang Turun ke Pelosok Sulawesi
Link :
Kisah Perjuangan Para Dai Ramadhan yang Turun ke Pelosok Sulawesi
Artikel terkait yang sama:
Kisah Perjuangan Para Dai Ramadhan yang Turun ke Pelosok Sulawesi
0 Response to "Kisah Perjuangan Para Dai Ramadhan yang Turun ke Pelosok Sulawesi"
Posting Komentar