Ditanya Surat Istri Djoko Susilo, Saut KPK: Penyidik Kami Yang Paling Manis Di Hadapan Allah

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Ditanya Surat Istri Djoko Susilo, Saut KPK: Penyidik Kami Yang Paling Manis Di Hadapan Allah kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Ditanya Surat Istri Djoko Susilo, Saut KPK: Penyidik Kami Yang Paling Manis Di Hadapan Allah mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.


Ditanya Surat Istri Djoko Susilo, Saut KPK: Penyidik Kami Yang Paling Manis Di Hadapan Allah

Opini Bangsa - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak tahu adanya surat dari Mahdiana, istri terpidana korupsi pengadaan simulator SIM, Djoko Susilo.

Surat berisi 'curhat' Mahdiana yang ditujukan kepada Ketua KPK ketika itu, Abraham Samad, bocor baru-baru ini.

Isinya permintaan bantuan perlindungan hukum atas dugaan pelanggaran HAM yang diterima Mahdiana dari penyidik KPK ketika menjalani pemeriksaan sebagai saksi perkara yang menjerat suaminya, Djoko Susilo.

"Sejauh yang saya pahami, saya pantau dengan kamera, penyidik kita adalah yang paling manis di hadapan Allah. Ramah, murah senyum," ujar Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang saat dikonfirmasi di kantornya, Kuningan, Jakarta, Rabu (21/6).

Saut menegaskan, tidak ada komunikasi dari Abraham dengan pimpinan KPK saat ini ihwal surat Mahdiana.

"I dont know. Sejauh yang saya pahami (penyidik KPK) sangat baik melakukan penyelidikan itu. (Saksi) selalu ditanya sudah makan belum. Kalau waktunya salat, salat," tuturnya.

Dalam surat tertanggal 28 Februari 2013 itu, Mahdiana menceritakan awal dirinya mendapat tekanan dari penyidik KPK. Kala itu, 7 Februari 2013, ia dipanggil menghadap ke penyidik KPK, yaitu Muhibuddin bersama timnya, untuk dimintai keterangannya sebagai saksi kasus Djoko Susilo.

Namun karena alasan kesehatan, Mahdiana lantas menyurati Endang Endang Tarza selaku Plt. Direktur Penyidikan KPK, meminta penundaan dengan lampiran lampiran surat keterangan dokter.

Dia baru bisa memenuhi undangan KPK pada tanggal 14 Februari 2013. Di akhir pemeriksaan, Mahdiana mengaku diminta datang kembali untuk pemeriksaan lanjutan pada hari Kamis, 21 Februari 2013. Saat pemeriksaan itulah Mahdiana merasa hak asasinya dilecehkan.

"Segala itikad baik dan niatan saya untuk menghormati hukum serta sikap kooperatif saya dengan KPK tersebut ternyata tidak mendapat balasan yang serupa dengan adanya beberapa hal yang saya alami pada saat saya diperiksa di KPK pada hari Kamis tanggal 21 Februari 2013," tulis Mahdiana.

Ia diperiksa sebagai saksi sejak pukul 10.00 WIB sampai pukul 22.30
WIB di gedung KPK. Pemeriksaan berlanjut keesokan harinya pukul 04.30 WIB di apartemen tempat tinggalnya.

Pada saat diperiksa di gedung KPK, ia dipaksa menjawab banyak pertanyaan bertubi-tubi dari tim penyidik, baik Muhibuddin, Novel Baswedan juga lainnya. Situasi itu dialaminya kurang lebih 12 jam. Ia merasa diperiksa kala itu layaknya tersangka karena banyak sekali tekanan dan paksaan dari tim penyidik.

Karena banyak tekanan ditambah kondisi tubuhnya tidak sehat, Mahdiana kemudian memohon kepada penyidik agar pemeriksaan dihentikan. Namun permintaannya itu tak digubris. Padahal, ia merasa tangannya bergetar, kaki kesemutan seperti gejala stroke, dan kepalanya sangat pusing akibat tensi darah yang naik sangat tinggi. Mahdiana pun mengaku sempat muntah dua kali.

"Bahkan sampai ada dokter di KPK yang mendatangi saya dan memeriksa kondisi badan/kesehatan saya. Sehubungan dengan hasil pemeriksaan dokter di KPK terhadap saya, dokter memberikan saya tiga jenis obat di mana salah satu dari obat tersebut dikatakan oleh dokter di KPK sebagai obat yang seharusnya dikonsumsi pada malam hari, namun terpaksa diberikan kepada saya untuk dikonsumsi pada siang hari," tulisnya.

"Terhadap obat yang diberikan oleh dokter di KPK tersebut, penyidik meminta saya untuk menelan obat tersebut sambil terus mengawasi saya, sehingga saya akhirnya meminum obat tersebut di hadapan Penyidik dan Penyidik masih juga tidak berhenti mengawasi saya bahkan tetap melakukan pemeriksaan terhadap saya dalam kondisi saya yang sedang tidak baik," tambahnya.

Setelah dua kali mengkonsumsi obat tersebut selama pemeriksaan, Mahdiana mengaku tidak bisa berpikir secara normal seperti sebelumnya. Ia pun menyimpan obat yang diberikan oleh dokter KPK.

"Setelah saya mencari tahu dan memeriksakan obat tersebut ke dokter, ternyata salah satu dari tiga jenis obat yang diberikan kepada saya oleh dokter di KPK mengandung diazepam 2 mg, oleh karena itu pantaslah saya merasa fly sehingga tidak mampu untuk berfikir secara normal lagi untuk dimintai keterangan oleh Penyidik," lanjut Mahdiana.

Mahdiana, dalam surat itu, meminta pimpinan KPK dapat menempatkan pemeriksa atau penyidik yang tidak memiliki konflik kepentingan atau rasa dendam maupun rasa sakit hati dalam suatu kasus, khususnya terhadap perkara yang sedang diperiksa oleh KPK terkait dugaan tindak pidana pencucian uang sehubungan dengan dugaan tindak pidana korupsi yang disangkakan kepada suaminya.

"Saya memohon agar Bapak sebagai Pimpinan KPK dapat melakukan penggantian Tim Penyidik terkait hal tersebut di atas. Permohonan saya tersebut semata-mata karena saya yakin dan percaya bahwa cara-cara penyidikan yang telah saya alami adalah suatu ketidaklaziman yang dilakukan oleh KPK sehingga saya yakin Bapak sebagai Pimpinan KPK dapat memberikan keadilan kepada seluruh warga negara Indonesia dan khususnya kepada saya," tulisnya lagi. [opinibangsa.id / rmol]

Judul :Ditanya Surat Istri Djoko Susilo, Saut KPK: Penyidik Kami Yang Paling Manis Di Hadapan Allah
Link :Ditanya Surat Istri Djoko Susilo, Saut KPK: Penyidik Kami Yang Paling Manis Di Hadapan Allah

Artikel terkait yang sama:


Ditanya Surat Istri Djoko Susilo, Saut KPK: Penyidik Kami Yang Paling Manis Di Hadapan Allah

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Ditanya Surat Istri Djoko Susilo, Saut KPK: Penyidik Kami Yang Paling Manis Di Hadapan Allah"

Posting Komentar