Di Mana Keluarnya Yajuj dan Majuj?

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Di Mana Keluarnya Yajuj dan Majuj? kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Di Mana Keluarnya Yajuj dan Majuj? mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.


Di Mana Keluarnya Yajuj dan Majuj?

Opini Bangsa - Pertanyaan utamanya, kapankah tembok Zulkarnain itu runtuh? Atau, lebih tepatnya, apakah kaum Ya’juj dan Ma’juj itu sudah keluar dan bertebaran untuk membuat kerusakan di muka Bumi?

Kisah dari Zainab binti Jahzy, hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim di atas dianggap Imran Hosein sebagai konfirmasi bahwa pada zaman Nabi Muhammad masih hidup tembok itu sudah mulai terbu ka. Artinya, dalam beberapa abad setelahnya, kemungkinan besar kaum Ya’juj dan Ma’juj sudah menemukan jalan keluar.

Dalam kisah sama yang diriwayatkan dalam sahih Bukhari, ada versi yang lebih panjang ketika Zainab binti Jahsy akhirnya bertanya kepada Nabi Muhammad. “Ya Rasulullah, apakah kita (bangsa Arab) akan dihancurkan walaupun masih ada orang beriman di antara kita?” Nabi menjawab, “Ya, ketika kemaksiatan merajalela.”

Pendapat Imran Hosein yang menulis beberapa buku mengenai hari akhir, terutama kajian takwil surah al-Kahfi, ini juga didasarkan pada belum ditemukannya bukti-bukti arkeologis apa pun mengenai tembok yang dibangun Zulkarnain. Saat ini, tak ada satu pun sudut
Bumi yang belum pernah dijelajahi manusia atau luput dari intaian kamera satelit.

Bila Ya’juj dan Ma’juj masih terkurung dalam lem bah maka seharusnya tembok buatan Zulkarnain itu masih kokoh menjulang dan mudah ditemukan. Bila sudah tak ada tanda- tanda keberadaan tembok besar di sebuah lembah curam maka ber arti tembok itu sudah runtuh dan menjadi tugas arkeolog untuk menemukan sisa-sisanya.

Ada pendapat sebagian mufasir yang mengatakan bahwa tembok itu dibangun di daerah Kaukasia, di antara dua lautan (Laut Hitam dan Laut Kaspia). Ini merupakan hasil penafsiran surah al-Kahfi ayat 86-90 berkenaan dengan perjalanan Zulkarnain yang bertemu dua perairan berwarna pekat di bagian barat dan timur dengan pen duduk yang bahasanya tak bisa dipahami.

Wilayah dengan topografi penuh pegunungan tinggi dan lembah curam itu cocok dengan wilayah perbatasan antara Georgia dan Rusia, berada di barisan pegunungan Kakukasus antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, tepatnya di Gunung Kazbek dan lembah Sungai Terek, yang dikenal dengan nama Ngarai Darial.

Orang Persia menyebutnya Gerbang Alan. Ngarai Darial dikenal juga sebagai Gerbang Kaukasia atau Gerbang Kaspia. Orang Georgia me nyebutnya Ralani, Darialani. Ada yang menyebutnya Porte Cu mana dan Fortes Sarmatica. Lalu, bangsa Tartar menyebutnya Darioly. Sejak zaman dulu, Ngarai Darial dan juga Derbent Pass telah menjadi jalur perlintasan penting di Kaukasia bagi berbagai ekspedisi militer dari Persia, suku-suku Turki kuno, kekhalifahan Islam, sampai akhirnya dikuasai Rusia. Jalur ini menjadi penghubung rute dari utara ke selatan Kaukasia. [opinibangsa.id / rci]

Judul :Di Mana Keluarnya Yajuj dan Majuj?
Link :Di Mana Keluarnya Yajuj dan Majuj?

Artikel terkait yang sama:


Di Mana Keluarnya Yajuj dan Majuj?

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Di Mana Keluarnya Yajuj dan Majuj?"

Posting Komentar