Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Fiqih bab Jinayah Tentang Hukum Persaksian Terhadap Mayit kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Fiqih bab Jinayah Tentang Hukum Persaksian Terhadap Mayit mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Fiqih bab Jinayah Tentang Hukum Persaksian Terhadap Mayit |
Bab : Fiqih Jinayat
No : 00345
Hallo Benang merah
WA : 0813 8445 1265
WA : 0899 8605 999
HUKUM PERSAKSIAN KEPADA MAYIT
Sail : Miftachul Huda
Deskripsi :
Sudah menjadi sebuah keumuman di masyarakat terutama masyarakat Jawa ketika jenazah akan diberangkatkan ke liang lahat, modin meminta persaksian kepada pentakziah mengenai perilaku si mayit semasa hidupnya dengan pertanyaan "SAE NOPO AWON"
Pertanyaan :
1) Bagaimana hukum menyaksikan mayit yang terkenal buruk, dengan mengatakan bahwa si mayit adalah orang baik ?
Mujawwib : Muhammad El Kaff
Jawaban :
Hukum menyaksikan baik pada mayit adalah SUNNAH meski orang tersebut tidak mengetahui keadaan mayit atau bahkan mengetahui mayit itu berkelakuam buruk. Karena pada dasar nya tidak ada yang mengetahui kebaikan dan keburukan kecuali Allah sendiri.
Referensi :
1) Dasar kesunahan
Memberikan kesaksian pada mayit dasarnya adalah hadis Nabi Muhammad s.a.w :
عن ابي الاسود الديلي قال جلست عند عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنه قال رسول الله صلى الله عليه و سلم نا من رجل يموت فيشهد له ثلاثة رجال بخير الا وجبت له الجنة فقلت يا رسول الله و ان كان اثنان قال و لو اثنان و لم نسأل النبي صلى الله عليه
و سلم عن الواحد
Hadis ini menyatakan :
Nabi Muhammad saw bersabda Apa bila ada orang yang meninggal dan ada 3 orang yang menyaksikan dengan kebaikan maka wajib baginya surga.
Dan bahkan meski dua orang saja.
Baca juga: Penjelasan Fiqih tentang perawatan jinazaah janin2)referensi kesunnahan menyaksikan mayit yang dikenal buruk dengan baik tetap SUNNAH karena termasuk berbaik sangka.
مطري شرح الستين مسالة صحـ : 112
( فَرْعٌ ) مَا يَقَعُ كَثِيْرًا مِنْ أَنَّ شَخْصًا مِنَ الْحَاضِرِيْنَ لِلصَّلاَةِ عَلَى الْمَيِّتِ يَسْتَشْهِدُوْا عَلَيْهِ بَعْدَ السَّلاَمِ مِنْهَا فَيَقُوْلُوْنَ أَهْلُ الْخَيْرِ لَهُ أَصْلٌ فِي السُّنُّةِ إلاَّ اَنَّ الْعَوَامَّ طَرَّدُوْهُ فِي كُلِّ مَيِّتٍ وَلَوْ كَانَ مُتَجَاهِرًا بِالْمَعَاصِيْ وَلَيْسَ بِلاَئِقٍ وَاِنَّمَا اللاَّئِقُ إِنْ كَانَ مُتَجَاهِرًا اَوْ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ أَوْ لَمْ يَكُنْ متُجَاهِرًا وَعَلِمُوْا أَنَّهُ مَاتَ وَهُوَ مُصِرٌّ أَنْ لاَ يَذْكُرُوْهُ بِخَيْرٍ بَلْ لَوْ كَانَتِ الْمَصْلَحَةُ فِي ذِكْرِمُسَاوِيْهِ لِلتَّحْذِيْرِ مِنْ بِدْعَتِهِ وَسُوْءِ طَوِيَّتِهِ جَازَ لَهُمْ أَنْ يَذْكُرُوْهُ بِالشَّرِّ كَمَا نَقَلَهُ الْعَلْقَمِِيُّ عِنْدَ شُيُوْخِهِ اهـ
Wallaahu 'Alam Bisshawaf
DASI Dagelan Santri Indonesia
Link :Fiqih bab Jinayah Tentang Hukum Persaksian Terhadap Mayit
0 Response to "Fiqih bab Jinayah Tentang Hukum Persaksian Terhadap Mayit"
Posting Komentar