Memuliakan Guru di Zaman Now

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Memuliakan Guru di Zaman Now kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Memuliakan Guru di Zaman Now mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

Guru menangis
Guru sedang menangis (dok. Merdeka.com)




Ketika Rasulullah duduk di majelis, para sahabat diam. Nggak ada yang bicara sendiri. “Seakan-akan di atas kepala kami ada burung,” kata Abu Sa’id al Khudri.

Ibnu Abbas pernah menuntun tali kendaraan Zaid bin Tsabit. Padahal Ibnu Abbas ini adalah sahabat ahli tafsir. Ia mengatakan, “Seperti inilah kami diperintahkan untuk memperlakukan ulama kami.”

Teman-teman, mari kita hormati dan muliakan guru kita. Kalau beliau mengajar, dengarkan, perhatikan. Agar kita mendapat berkah ilmunya. Jangan bicara sendiri. Jangan main sendiri.

Kalau ketemu beliau di jalan, ucapkan salam terlebih dulu. Jika beliau duduk atau jalan sedangkan kita naik sepeda, turun. Kalaupun nggak bisa turun, minimal memberi isyarat menghormati beliau.

Jangan lupa, doakan guru kita. Sebab ilmunya luar biasa bermanfaat untuk hidup kita. Dunia akhirat. Tanpa guru, entah apa jadinya hidup kita. [Sumber: Ummi Liha]








Judul :Memuliakan Guru di Zaman Now
Link :Memuliakan Guru di Zaman Now

Artikel terkait yang sama:


Memuliakan Guru di Zaman Now

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memuliakan Guru di Zaman Now"

Posting Komentar