Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Setelah Telegram, China Blokir WhatsApp kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Setelah Telegram, China Blokir WhatsApp mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Setelah Telegram, China Blokir WhatsApp
Opini Bangsa - Aplikasi percakapan WhatsApp diblokir di China. Sejumlah pengguna telah melaporkan WhatsApp baru-baru ini mengalami gangguan layanan dan aplikasi tidak dapat diakses dengan benar, kecuali jika mereka menggunakan jaringan privat virtual untuk mengirim trafik internet ke luar negeri dan di China.
WhatsApp, yang menawarkan enkripsi end-to-end, memiliki jumlah pengikut yang relatif sedikit di China. Banyak pengguna aplikasi chatting buatan domestik WeChat di Negeri Tirai Bambu itu beralih ke WhatsApp. Alasannya, meski WeChat populer, tapi penggunanya terus dipantau ketat oleh pemerintah China.
Pernyataan tentang pemblokiran WhatsApp ini datang di waktu kondisi politik China sedang kisruh. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lu Kang mengatakan, ia tidak memiliki informasi mengenai masalah tersebut. Sedangkan Facebook juga enggan menanggapi kabar ini.
Peneliti kriptografi Prancis yang
meneliti gangguan WhatsApp di China, Nadim Kobeissi meyakini, pemerintah China hanya memblokir akses media di aplikasi pesan populer itu. Pemerintah China tak memblokir pesan teks dan pesan suara pada WhatsApp.
Sedangkan peneliti sensor China yang bernama samaran, Charlie Smith mengatakan, pemerintah memblokir pesan bergambar di WhatsApp, karena mereka belum mampu melakukan pemblokiran seluruh konten seperti pada WeChat.
China telah sejak lama memblokir Twitter, Facebook dan YouTube. Kemudian beberapa bulan lalu, pemerintah China memblokir Telegram sehingga para pembangkang China diduga beralih menggunakan WhatsApp dalam menjalankan ‘misi’ mereka.
Otoritas China berpendapat, layanan yang didirikan Pavel Durov itu merupakan ancaman bagi keamanan nasional. Oleh sebab itu, pihak berwenang terus meningkatkan perhatian pada aplikasi pesan terenkripsi.
Setelah Beijing melancarkan tindakan keras terbesar terhadap pengacara dan aktivis hak asasi manusia pada 2015, surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, memilih Telegram untuk melihat para pengacara yang ditangkap dalam mengoordinasikan aktivitas mereka.
Dalam persidangan, pengacara yang tertangkap membacakan pengakuan tertulis yang menjelaskan bagaimana mereka menggunakan aplikasi Telegram untuk berkomunikasi secara bebas dengan kolaborator di luar negeri. [
opinibangsa.id /
vnc]
Judul :
Setelah Telegram, China Blokir WhatsApp
Link :
Setelah Telegram, China Blokir WhatsApp
Artikel terkait yang sama:
Setelah Telegram, China Blokir WhatsApp
0 Response to "Setelah Telegram, China Blokir WhatsApp"
Posting Komentar