Alih fungsi masjid

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Alih fungsi masjid kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Alih fungsi masjid mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.



Perkembangan zaman yang sangat pesat ini menuntut untuk berkembangnya suatu bangunan mulai rumah tempat ibadah dan lain-lain, dengan adanya tuntutan perubahan zaman yang semakin maju  ini akhirnya banyak masjid yang direnofasi, bahkan dalam merenofasi masjid ini ada pengalihan fungsi masjid menjadi tempat parkir/tempat wudlu/WC. Pertanyaannya. Bagaimana hukum pemugaran dan alih fungsi masjid menjadi tempat parkir/tempat wudlu/WC.?

Hukum pemugaran dan alih fungsi masjid menjadi tempat parkir/tempat wudlu/WC diperbolehkan menurut sebagian madzhab hambali. Disebutkan dalam Kitab Matholibu Ulin Nuha. Juz 4, halaman 375, “Boleh meningkat masjid jika penduduk setempat menginginkannya dan membuat kamar mandi dan WC yang ada manfaatnya. Karena itu termasuk kebaikan (maslahah), seperti riwayat Abi Daud. Jika demikian, jelas bahwa orang junub boleh duduk di WC itu, karena sudah bukan masjid lagi. Tapi tidak boleh memindahkan masjid dari tempat satu ke tempat lainnya walaupun sudah rusak.

مطالب أولي النهى - (ج 4 / ص 375) (ويجوز رفع مسجد) إذا (أراد أكثر أهل محلته) أي : جيرانه (ذلك) أي : رفعه (وجعل) تحت (سفله سقاية وحوانيت) ينتفع بها نص عليه في رواية أبي داود لما فيه من المصلحة وظاهره أنه يجوز لجنب ونحوه جلوس بتلك الحوانيت لزوال اسم المسجدية  ولا يجوز نقله أي : المسجد إلى مكان غير مكانه الأول ولو خرب.

Akan Tetapi menurut mayoritas Madzhab Syafi’iyah tidak boleh

(قَوْلُهُ وَلَا يُبَاعُ مَوْقُوْفٌ) أَيْ وَلَا يُوْهَبُ لِلْخَبَرِ الْمَارِ أَوَّل الْبَابِ وَكَمَا يُمْتَنَعُ بَيْعُهُ وَهبتُهُ يُمْتَنَعُ تَغْيِيْرُ هَيْئَتِهِ كجَعْلِ الْبُسْتَانِ دَارًا (إعانة الطالبين، ج 3، ص 179)

Menurut Imam Subki, pemugaran dan alih fungsi masjiditu boleh, dengan Syarat; 1. hanya sedikit dan tidak merubah status, 2. tidak menghilangkan wujud tempat, dan 3. harus ada unsur maslahah.

قَالَ اَلسُّبْكِي يَجُوْزُ تَغْيِيْرُهُ بِثَلَاثَةِ شُرُوْطٍ أَنْ يَكُوْنَ يَسِيْرًا لَايُغَيِّرُ مُسَمَّاهُ وَأَنْ لَا يَزِيْلَ شَيْئًا مِنْ عَيْنِهِ بَلْ يَنْقُلُهُ مِنْ جَانِبٍ إِلَى آخَرٍ وَأَنْ يَكُوْنَ فِيْهِ مَصْلَحَةٌ لِلْوَقْفِ (نهاية الزين، ص 273)

Judul :Alih fungsi masjid
Link :Alih fungsi masjid

Artikel terkait yang sama:


Alih fungsi masjid

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Alih fungsi masjid"

Posting Komentar