Mengapa Media Mainstream Kembali Gunakan Istilah “Banjir”? Ini Hasil Polling Ketua ITJ

Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Mengapa Media Mainstream Kembali Gunakan Istilah “Banjir”? Ini Hasil Polling Ketua ITJ kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.

Mengapa Media Mainstream Kembali Gunakan Istilah “Banjir”? Ini Hasil Polling Ketua ITJ mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.

genangan vs banjir
Genangan vs Banjir




Ketika Jakarta dipimpin Jokowi kemudian digantikan Ahok, istilah “banjir” jarang ditemui di pemberitaan media mainstream. Yang kerap muncul adalah istilah “genangan.”

Seminggu terakhir, bersamaan dengan dilantiknya Anies-Sandi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, media mainstream kembali marak menggunakan istilah “banjir”.

Mengapa istilah “banjir” kembali marak meskipun ketinggian air dan waktu surutnya tidak banyak berbeda? Ketua Indonesia Tanpa JIL (ITJ) Akmal Sjafril membuat polling di Twitter. Dengan nada bercanda ia bertanya kapankah ‘genangan’ berubah menjadi ‘banjir’.

“Kapankah 'genangan' menjadi 'banjir'?” tulis Akmal melalui akun Twitter, Sabtu (21/10/2017).

Disediakan empat opsi jawaban untuk polling tersebut.






Pertama, “ketika hati nyesek.” Jawaban ini dipilih 4% peserta polling.

Kedua, “ketika kalah pilkada.” Jawaban ini dipilih 22% peserta polling.

Ketiga, “ketika diinstruksikan.” Jawaban ini dipilih 4% peserta polling.

Keempat, “semua benar.” Jawaban terakhir ini dipilih mayoritas peserta polling, mencapai 70%.



Jumlah peserta polling sehari itu 468 pemilih.

Bagaimana pendapat Anda? [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Judul :Mengapa Media Mainstream Kembali Gunakan Istilah “Banjir”? Ini Hasil Polling Ketua ITJ
Link :Mengapa Media Mainstream Kembali Gunakan Istilah “Banjir”? Ini Hasil Polling Ketua ITJ

Artikel terkait yang sama:


Mengapa Media Mainstream Kembali Gunakan Istilah “Banjir”? Ini Hasil Polling Ketua ITJ

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengapa Media Mainstream Kembali Gunakan Istilah “Banjir”? Ini Hasil Polling Ketua ITJ"

Posting Komentar