Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Nikmat Terbesar Bagi Penduduk Sorga adalah Melihat Gusti Allah kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Nikmat Terbesar Bagi Penduduk Sorga adalah Melihat Gusti Allah mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
MusliModerat.net - Melihat Gusti Allah dengan mata kepala secara langsung adalah kenikmatan husus untuk orang mukmin. Keberadaan mukminin di surga melihat Gusti Allah tanpa disifati dengan sifat-sifat makhluk, tanpa disifati penyerupaan dan tanpa arah. Sebagaimana ditegaskan oleh Imam Abu Hanifah yang artinya:
"Sesungguhnya Allah tidak berada di suatu arah dan tidak di suatu tempat, tetapi mereka yang berada di surga. Mereka melihat Allah yang tidak bisa digambarkan dan tidak ada keraguan, apakah yang dilihatnya Allah atau bukan. Sebagaimana tidak ragu melihat bulan purnama tanpa awan."
Kanjeng Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam dawuh :
انكم سترون ربكم يوم القيامة كما ترون القمر ليلة البدر لا تضامون في رؤيته
"Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian pada hari kiamat (dengan yakin bahwa yang dilihatnya adalah Gusti Allah) sebagaimana kalian (yakin) melihat bulan pada malam bulan purnama yang tidak akan berdesak-desakan dalam melihatnya." (HR. Muslim)
Di jelaskan oleh Imam Abu Hanifah dalam kitab al-Washiyyah :
ولقاء الله تعالى لاهل الجنة حق بلا كيفية ولا تشبيه ولا جهة
"Melihat Gusti Allah Ta'ala bagi penghuni surga adalah benar tanpa disifati dengan sifat-sifat makhluk, tanpa penyerupaan dan tanpa arah."
~ Melihat Gusti Allah bilaa kaif, yaitu melihat Gusti Allah tanpa membutuhkan jarak dekat atau jauh, melihat Gusti Allah tanpa membutuhkan cahaya, melihat Gusti Allah tidak diam dan tidak bergerak, karna sifat makhluk adalah ciptaan Gusti Allah, dan Maha Suci Allah dari persifatan makhluk.
~ Walaa Tasybiih, melihat Gusti Allah tanpa penyerupaan, Gusti Allah tidak sama dengan manusia (beranggota tubuh, wajah, mata, kaki, mulut, tangan, dll). Gusti Allah tidak sama dengan Cahaya. Gusti Allah bukan benda yang bisa dipegang oleh tangan dan Gusti Allah bukan benda yang tidak bisa dipegang oleh tangan. Jadi melihat Gusti Allah tidak sama dengan melihat manusia, ataupun melihat cahaya.
~ Walaa jihat, melihat Gusti Allah tanpa arah, Yaitu Gusti Allah tidak disurga, Gusti Allah tidak di arasy, Gusti Allah tidak di langit, Gusti Allah tidak di mana-mana, tidak di depan kita, tidak di belakang kita, tidak di atas kita, tidak di bawah kita, tidak di kanan kita, tidak di kiri kita, dan Gusti Allah tidak di dalam tubuh kita. Karna semua arah itu adalah makhluk, Maha Suci Allah dari persifatan makhluk.
Imam Ahmad ar-Rifa'i menyatakan:
غاية المعرفة بالله الايقان بوجوده تعالعى بلا كيف ولا مكان
"Puncak(batas akhir) Mengenal Gusti Allah adalah meyakini Gusti Allah Ta'ala Ada tanpa disifati dengan sifat-sifat makhluk dan (Gusti Allah Ada) tanpa tempat."
Setelah meyakini bahwa Gusti Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah, tentunya orang yang beriman akan di goda oleh Setan dengan membisikkan di hatinya; "katanya Allah ada di arasy, katanya Allah ada di langit, katanya Allah seperti manusia yang beranggota tubuh yang mempunyai wajah, mata, tangan, dan kaki."
Kata-kata ini mungkin terlintas di hati siapa saja. Maka untuk menghilangkan lintasan ini , baiknya selalu mengingat:
~ Bahwa kaidah agama menyatakan Gusti Allah adalah Tuhan, selain Gusti Allah adalah makhluk (di ciptakan). Jadi, langit, arasy, surga dan yang lainnya adalah diciptakan, sedangkan Gusti Allah tidak butuh kepada ciptaan-Nya.
~ Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Tsauban bin Ibrahim Dzun Nun al-Mishri berkata:
مهما تصورت ببالك فالله بخلاف ذٰلك
"Apapun yang terlintas di hatimu tentang Gusti Allah , maka Gusti Allah berbeda dengan semua itu."
Nikmat yang paling besar bagi penduduk surga adalah melihat Gusti Allah. Para Wali dapat melihat Gusti Allah setiap hari dua kali, sedangkan yang lain dapat melihat Gusti Allah seminggu sekali.
Qaala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam :
اذا دخل اهل الجنة الجنة، يقول الله تبارك وتعالى : تريدون شيئا أزيدكم؟ فيقولون : ألم تبيض وجوهنا ؟ ألم تدخلنا الجنة وتنجنامن النار؟ فيكشف الحجاب فما أعطوا شيئا أحب اليهم من النظر الى ربهم
(رواه مسلم)
Selamat malam, selamat beristirahat
Tetap shalawat, semoga berkah manfaat.
Allaahumma Shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad
Judul :
Nikmat Terbesar Bagi Penduduk Sorga adalah Melihat Gusti Allah
Link :
Nikmat Terbesar Bagi Penduduk Sorga adalah Melihat Gusti Allah
Artikel terkait yang sama:
Nikmat Terbesar Bagi Penduduk Sorga adalah Melihat Gusti Allah
0 Response to "Nikmat Terbesar Bagi Penduduk Sorga adalah Melihat Gusti Allah"
Posting Komentar