Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Sejarawan Indonesia: Ulama, Ustad, Ustadah, Bersatulah... Sejarah Bisa Berulang kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Sejarawan Indonesia: Ulama, Ustad, Ustadah, Bersatulah... Sejarah Bisa Berulang mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
[Tulisan sejarawan Indonesia, Ahmad Mansur Suryanegara yang ditulis di akun fb-nya 2 Juli 2017/ 8 Syawal 1438 H]
ENAM RIBU ULAMA Dibunuh oleh AMANGKURAT I bekerjasama dengan VERENIGDE OOST INDISCHE COMPANIE - VOC, ISLAM INDONESIA tidaklah padam karenanya.
Dilanjutkan oleh PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA DI HARI RAYA IDUL FITRI Menangkap dan membuang PANGERAN DIPONEGORO ke Makasar dan KIAI MOJO ke Tondano, SENTOT ALI BASAH PRAWIRODIRDJO ke Bengkulu, IMAM BONJOL dibuang ke Manado, SYEKH YUSUF dari Makasar dibuang ke Afrika Selatan, SI SINGAMANGARAJA XII ditembak mati bersama Putrinya, TJOET NJA DIEN dari Aceh ditangkap dan dibuang ke Sumedang.
Dengan menggantung, menjarakan, membunuh, dan dengan berbagai cara Kriminalisasi ULAMA dan SANTRI dalam upaya menegakkan penjajahan Kerajaan Protestan Belanda, tapi ALLAH YANG MAHA KUASA melindungi ISLAM INDONESIA. Justru Kerajaan Protestan Belanda kekuasaan penjajahannya dicabut oleh ALLAH. Berakhirlah penjajahannya 8 Maret 1942.
Balatentara Jepang, dengan NIPPON ISLAMIC GRASS ROOT POLICY menjadikan ULAMA memimpin organisasi militer modern, sebagai KOMANDAN BATALYON TENTARA PETA. Dari sinilah lahirnya, TENTARA NASIONAL INDONESIA - TNI (5 Okt 1945) sesudah Proklamasi 17 Agustus 1945, Jumat Legi, 9 Ramadhan 1364.
DAKWAH ULAMA dan PESANTREN sebagai kancah pembinaan dan mencerdaskan Generasi Muda Islam, CAHAYA ISLAM semakin DISEMPURNAKAN oleh ALLAH YANG MAHA KUASA.
Setiap Tahun ALLAH YANG KUASA memperlihatkan "BUAH DAKWAH ULAMA", Rakyat dengan DANA PRIBADI, dengan cara yang merakyat, melakukan GERAKAN SUPER DAMAI SILATURRAHIM (di Hari Raya Umat Islam Idul Fitri). Bukan Dana Pemerintah.
style="color: black; font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">
Dengan DANA dan TENAGA PRIBADI, tanpa ada ORGANISASI PENGGERAKNYA, dilaksanakannya SILATURRAHIM MEGGALANG KESATUAN KELUARGA SESAMA MUSLIM. Tidak mengenal derita dan kesulitan. Tidak menyesali DANA PRIBADI tergunakan untuk SILATURRAHIM.
Dengan Berbagai KENDARAAN digunakan untuk JUMPA KELUARGA sebagai manifestasi perwujudan Rasa Syukur dan terimakasih tiada hingga, dengan sepenuh hati RELA JUANG JIHAD SILATURRAHIM.
ALLAHU AKBAR... ALLAHU AKBAR... LAA ILAHA ILALLAHU... HUWALLAHU AKBAR. ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD.
Air mata rasa syukur membasahi LUBUK HATI TERDALAM. Membangkitkan tenaga RELA JUANG PULANG ke Jati Diri yang asli ISLAMI.
ULAMA, USTAD, USTADAH, BERSATULAH. Sejarah bisa Berulang.
__
Sumber: fb
Judul :
Sejarawan Indonesia: Ulama, Ustad, Ustadah, Bersatulah... Sejarah Bisa Berulang
Link :
Sejarawan Indonesia: Ulama, Ustad, Ustadah, Bersatulah... Sejarah Bisa Berulang
Artikel terkait yang sama:
Sejarawan Indonesia: Ulama, Ustad, Ustadah, Bersatulah... Sejarah Bisa Berulang
0 Response to "Sejarawan Indonesia: Ulama, Ustad, Ustadah, Bersatulah... Sejarah Bisa Berulang"
Posting Komentar