Pembelajaran yang dilakukan peserta didik tidak selalu harus di dalam kelas. Selama pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan standar proses seperti diatur dalam permendikbud nomor 22 tahun 2016 serta permendikbud nomor 103 tahun 2014, bisa saja guru melakukan pembelajaran di luar kelas. Dalam hal ini guru harus memperhatikan beberapa prinsip yang terdapat pada standar proses tersebut.
Terdapat 14 prinsip pembelajaran yang harus diterapkan berdasarkan standar proses pada permendikbud Nomor 22 tahun 2016 yaitu :
1) Dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu
2) Dari guru sebagai satu – satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan pendekatan ilmiah
4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban kebenaran multi dimensi
7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskill) dan keterampilan mental (softskill)
9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai – nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
11) Pembelajaran yang berlangsung dirumah di sekolah dan di masyarakat
12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan dimana saja adalah kelas
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik
Mengacu prinsip pembalajaran pada standar proses di atas, dikembangkan beberapa model pembelajaran antara lain : 1) pendekatan saintifik, 2) pembelajaran berbasis masalah, 3) pembelajaran berbasis proyek dan 4) pembelajaran inquiry / discovery
Dengan pendekatan saintifik, maka peserta diajak untuk berpikir secara ilmiah atau mengikuti kaidah - kaidah keilmuan dalam pembelajaran yang ia lakukan. Obesrvasi secara langsung terhadap suatu objek dapat mengajak mereka pada prses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan yang mereka dapat tidak sebatas kumpulan fakta untuk diingat namun hasil dari penemuan dan kegiatan mengkonstruksi pengetahuan.
Terkait pembelajaran IPS, pembelajaran saintifik dapat diterapkan salah satunya melalui kegiatan observasi pada objek - objek bersejarah. Objek bersejarah tersebut terutama sekali adalah objek dengan lokasi terdekat agar pembelajaran lebih kontekstual.
Di Kabupaten Serang, salah satu objek bersejarah yang cukup familiar adalah Situs Kepurbakalaan Banten. Dalam hal ini, siswa dapat di ajak ke tempat tersebut untuk mengumpulkan informasi dan mengkonstruksinya menjadi pengetahuan tentang sejarah Kerajaan Banten.
Penggunaan model pembelajaran dengan melakukan kunjungan atau observasi ke tempat bersejarah seperti ini tentu tidak bisa dilakukan sesering mungkin karena selain membutuhkan biaya yang besar, juga membutuhkan persiapan dengan waktu yang lama. Guru harus benar - benar menyiapkan secara detail berbagai teknis skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karenanya, kegiatan pembelajaran melalui observasi ini paling tidak bisa dilakukan satu atau dua kali dalam satu semester.
Produk yang diharapkan dari kegiatan observasi ini adalah Laporan Observasi baik secara individu atau secara kelompok yang pada waktunya akan dipresentasikan di kelas. Dalam hal ini, guru harus menyusun terlebih dahulu format laporan yang dikehendaki.
Berikut ini adalah contoh laporan observasi siswa SMPN 1 Cikeusal ketika melakukan kunjungan ke Museum Situs Kepurbakalaan Banten. Laporan ini tentu sangat sederhana mengingat tingkat kognitif siswa SMP masih sangat terbatas.
Demikian contoh laporan observasi IPS siswa SMPN 1 Cikeusal ini sengaja dibagikan barangkali bisa juga untuk di modifikasi pada sekolah lain ketika menggunakan skenario pembelajaran yang sama.
Semoga bermanfaat ...
0 Response to "Contoh Laporan Observasi IPS Siswa SMPN 1 Cikeusal"
Posting Komentar