Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Kisah Malik bin Dinar ''Pencuri yang Tercuri Hatinya" kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Kisah Malik bin Dinar ''Pencuri yang Tercuri Hatinya" mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Kisah Malik bin Dinar ''Pencuri yang Tercuri Hatinya" |
Benangmerahdasi -Pencuri yang tercuri hatinya
Seorang pencuri memanjat tembok rumah Malik bin Dinar, menyelinap masuk, tapi ia tidak menemukan apapun yang pantas untuk dicuri. Sementara tuan rumah yang khusyuk melakukan shalat, memperpendek shalatnya karena merasa ada sesuatu yang mengganggu.
Kemudian Malik bin Dinar menoleh kearah pencuri itu. Sambil mengucapkan salam, ia berkata, “Semoga Allah memberimu taubat, engkau memasuki rumahku, tetapi engkau tidak menemukan sesuatu yang dapat engkau ambil. Namun aku tidak akan membiarkanmu keluar dengan sia-sia.”
Malik bin Dinar membawakan sebaskom air dan berkata kepadanya, “Ambillah air wudhu, lalu lakukan shalat 2 rakaat, niscaya engkau nanti akan keluar dengan membawa sesuatu yang lebih berharga daripada apa yang engkau cari ke sini!” Mendengar kata-kata dan ketulusan Malik bin Dinar, pencuri itu terharu lalu ia menjawab, “Baiklah. Aku jadi tersanjung.”
Pencuri itu berwudhu, lalu melakukan shalat 2 rakaat. Jiwanya tergetar luar biasa, dengan sopan ia minta pada Malik bin Dinar kalau boleh dia melakukan shalat 2 rakaat lagi.
Betapa nasihat Malik bin Dinar telah mengubah niat maling itu dalam sekejap. Dan Malik bin Dinar dengan tulus mengizinkannya, dan maling itu shalat terus sampai pagi hari.
“Sekarang pulanglah, dan baik-baiklah,” Malik bin Dinar berkata kepadanya. Ia menjawab, “Tuan, kalau engkau berkenan bolehkah aku tinggal bersamamu? Aku berniat berpuasa hari ini jadi aku tak perlu menghabiskan makananmu.”
Baca Juga: Kisah al Fakhrul Wujud Syaikh abu Bakar bin Salaim Ra“Tentu, boleh saja, aku senang, tinggallah di sini selama engkau mau,” jawab Malik bin Dinar. Maka pencuri itu tinggal bersama Malik bin Dinar berhari-hari. Dia bangun malam melakukan shalat sepanjang malam dan berpuasa pada siang harinya. Ketika hendak pulang dia berkata pada Malik bin Dinar, “Wahai Tuan Malik bin Dinar yang baik hati, aku telah berniat melakukan taubat.” Malik bin Dinar menjawab, “Itu ditangan Allah Azza wa Jalla.” Dan, maling itu benar bertaubat. Dia tidak mau dan tidak pernah lagi mencuri.
Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan temannya maling lain yang ia kenal baik. Temannya bertanya padanya, “Lama benar engkau di rumah Malik bin Dinar, aku pikir kau pasti sudah mencuri harta karun di sana!”
“Saudaraku, aku menyelinap hendak mencurinya, tapi kenyataannya dia justru mencuriku, aku bertaubat pada Allah Azza wa Jalla, dan mulai sekarang aku akan lebih banyak berada dalam rumahku untuk mendapatkan dan menikmati apa-apa yang dikaruniakan Allah pada para Kekasih-Nya.”
Ia melangkah pulang dengan langkah tetap dan tegap. Pencuri yang pernah menjadi rekannya itu terbengong-bengong memandang sosok punggungnya dari belakang. Subhanallah!
By santrimbelink
DASI Dagelan Santri Indonesia
Link :Kisah Malik bin Dinar ''Pencuri yang Tercuri Hatinya"
0 Response to "Kisah Malik bin Dinar ''Pencuri yang Tercuri Hatinya""
Posting Komentar