Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Inilah Mengapa Kita Tidak Boleh Duduk,& Mendengarkan Ucapan Ahli Bid'ah kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Inilah Mengapa Kita Tidak Boleh Duduk,& Mendengarkan Ucapan Ahli Bid'ah mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
MENGAPA TIDAK BOLEH ENGKAU DUDUK BERSAMA AHLI BID'AH DAN MENYIMAK UCAPAN MEREKA?
Al-Allamah Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata:فاذا وجدنا مبتدعا" عنده طلاقة في اللّسان و سحر بالبيان ,. فانّه لا يجوز أن نجلس اليه لأنّه مبتدع . لماذا لا يجوز ؟
Maka jika kita mendapati seorang ahli bid'ah, yang dia memiliki lisan yang fasih, dan bisa "menyihir" dengan ceramahnya, maka sesungguhnya kita tidak boleh duduk bersamanya karena dia itu seorang ahli bid'ah. Mengapa tidak boleh?
أولا: لأنّنا نخشىٰ من شره ,فانّ النبيّ -صلى اللّٰه عليه وعلى اله وسلم- قال
● Yang pertama: Karena kita takut tertimpa kejelekkannya. Karena sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"انّ من البيان لسحرا"
"Sesungguhnya dalam sebagian ceramah itu ada sihir."
قد يسحر عقولنا حتى نوافقه على بدعته.
Terkadang ia bisa menyihir akal-akal kita hingga kita menyetujui kebid'ahannya.
ثانيا" : انّ فيه تشجيعا" لهذا المبتدع ,أن يكثر النّاس حوله ,أو أن يجلس اليه فلان و فلان من الأشراف و الوجهآء و الأعيان ,هذا يزيده رفعة" و اغترارا" بما عنده من البدعة ,و غرورا" في نفسه.
● Yang Kedua: Hal itu akan menyemangati ahli bid'ah tersebut, tatkala banyak manusia duduk di sekelilingnya, atau duduk dihadapannya fulan dan fulan dari orang terhormat, tokoh-tokoh dan orang tertentu. Hal ini akan menambah dia semakin tinggi dan bisa mengelabui (manusia) dengan kebid'ahannya dan ia tertipu dengan dirinya.
ثالثا" : اساءة الظنّ بهذا الذي اجتمع الى صاحب البدعة , وقد لا يتبيّن هذا الا بعد حين ,فانّ النّاس اذا رأوك تذهب الى صاحب البدعة سوف يتهمونك وان لم يتبيّن هذا الا بعد حين
● Yang ketiga: Akan menimbulkan buruk sangka dengan orang yang berkumpul dengan ahli bid'ah ini. Dan terkadang hal ini tidak nampak kecuali setelah sekian lama. Karena manusia itu jika mereka melihat engkau pergi kepada ahli bid'ah, mereka akan mencurigaimu. Dan sekalipun hal itu tidak nampak jelas kecuali setelah sekian lama.
و لهذا ينبغي لطالب العلم -بل يجب عليه- أن يجتنب الجلوس الى أهل البدع
Oleh karena itu sepantasnya bagi penuntut ilmu, bahkan WAJIB BAGINYA untuk menjauhi duduk-duduk dengan ahli bid'ah.
[Syarh al-Hilyah h. 314]
Sumber || http://t.me/sahabiette
Kunjungi || https://goo.gl/pQRYpm
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://ift.tt/1THSxQd
MEREKA TIDAK MAU MENDENGAR DARI AHLUL BID'AH
Asy Syeikh Robi' Bin Hadi Al Madkholi hafidzohullah:Dan para jibal Ulama' (Ulama' besar) seperti Ibnu Sirin, Ayyub As Sikhtiyani, mereka tidak mau mendengarkan ahlul bid'ah apabila mereka diminta untuk itu, walaupun yang akan dibacakan adalah AYAT AL QUR'AN!!
Yang demikian ini karena mereka ingin menjaga aqidah mereka dan khowatir terjatuh kepada fitnah.
Sumber: Bayan Ma Fi Nasihati Ibrohim Ar Ruhaili Minal Kholal Wal Ikhlal: 35
Telegram: https://bit.ly/Berbagiilmuagama
Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy
http://ift.tt/2DPa9f4
Ucapan Salaf dalam Memperingati Ahlul Bid'ah dan Ahlul Ahwa
Al Fudlail bin Iyyadl berkata :“Siapa yang duduk dengan ahli bid’ah maka berhati-hatilah darinya dan siapa yang duduk dengan ahli bid’ah tidak akan diberi Al Hikmah. Dan saya ingin jika antara saya dan ahli bid’ah ada benteng dari besi yang kokoh. Dan saya makan di samping yahudi dan nashrani lebih saya sukai daripada makan di sebelah ahli bid’ah.” (Al Lalikai 4/638 nomor 1149)
Hanbal bin Ishaq berkata, saya mendengar Abu Abdillah (Imam Ahmad) berkata :
“Tidak pantas seseorang itu bersikap ramah kepada ahli bid’ah, duduk dan bergaul dengan mereka.” (Al Ibanah 2/475 nomor 495)
Dari Habib bin Abi Az Zabarqan ia berkata, Muhammad bin Sirin apabila mendengar ucapan ahli bid’ah, menutup telinganya dengan jarinya kemudian berkata :
“Tidak halal bagiku mengajaknya berbicara sampai ia berdiri dan meninggalkan tempat duduknya.” (Al Ibanah 2/473 nomor 484)
Seorang ahli ahwa’ berkata kepada Ayyub As Sikhtiyani :
“Hai Abu Bakr, saya ingin bertanya tentang satu kalimat.”
Beliau menukas –sambil berisyarat dengan jarinya– :
“Tidak, meskipun setengah kalimat. Tidak, meskipun setengah kalimat.” (Al Ibanah 2/447 nomor 402)
Imam Ahmad berkata dalam risalahnya untuk Musaddad :
“Jangan kamu bermusyawarah dengan ahli bid’ah dalam urusan agamamu dan jangan jadikan dia teman dalam safarmu (bepergian).” (Al Adabus Syari’ah Ibnu Muflih 3/578)
Ibnul Jauzy berkata :
“Allah, Allah. Janganlah berteman dengan mereka ini (ahli bid’ah). Dan wajib kamu cegah anak-anak kecil bergaul dengan mereka agar jangan terpatri sesuatu (perkara bid’ah) dalam hati mereka dan jadikan mereka sibuk (mempelajari) hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam agar watak mereka terbentuk di atasnya.” (Ibid 3/577-578)
Imam Al Barbahary berkata :
“Apabila tampak bagimu satu perkara bid’ah pada seseorang maka jauhilah dia sebab sesungguhnya yang dia sembunyikan darimu jauh lebih banyak dari yang dia tampakkan.” (Syarhus Sunnah 123 nomor 148)
Dan kata beliau :
“Perumpamaan ahli bid’ah itu seperti kalajengking, mereka menyembunyikan kepala dan badan mereka di dalam tanah dan mengeluarkan ekornya maka jika mereka telah mantap dengan posisinya maka mereka menyengat mangsanya. Demikian pula ahli bid’ah, mereka menyembunyikan bid’ah di tengah-tengah manusia lalu apabila mereka telah mantap dengan kedudukannya mereka sampaikan apa yang mereka inginkan.” (Thabaqat Hanabilah 2/44)
Saya (Jamal bin Farihan) katakan, demikianlah keadaan Ikhwanul Muslimin (dan kelompok dakwah sempalan lainnya, pent.) mereka mencari kedudukan dan jika telah mantap posisi mereka maka mulailah mereka melancarkan tindakan-tindakan dalam menyelisihi Ahlus Sunnah.
(Sumber : Kilauan Mutiara Hikmah Dari Nasihat Salaful Ummah, terjemah dari kitab Lamudduril Mantsur minal Qaulil Ma’tsur, karya Syaikh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsi. Diterjemahkan oleh Ustadz Idral Harits, Pengantar Ustadz Muhammad Umar As Sewwed.)
http://ift.tt/2FlQ7Wo
Imam Abu ‘Utsman Ismail Ash Shabuni rahimahullah mengatakan (Aqidah Salaf Ashabul Hadits halaman 114-115) –ketika menerangkan sikap dan pendirian Salafus Shalih terhadap bid’ah dan Ahlul Bid’ah– :
“Salafus Shalih membenci Ahlul Bid’ah yang (mereka itu) mengada-adakan perkara baru dalam agama ini yang (justru) bukan berasal dari agama itu sendiri. Salafus Shalih tidak mencintai Ahlul Bid’ah, tidak mau bersahabat dengan mereka, tidak mendengar perkataan mereka, tidak duduk bermajelis dengan mereka, tidak berdebat dengan mereka dalam masalah agama, bahkan tidak mau berdialog dengan mereka. Salafus Shalih selalu menjaga telinga jangan sampai mendengar kebathilan Ahlul Bid’ah yang dapat menembus telinga dan membekas di dalam hati, dan akhirnya menyeret segala bentuk was-was dan pemikiran-pemikiran yang rusak.”
Foto: chair | Sumber: Pixabay |
Lalu Bagaimana dengan Buku-buku Ahli Bid'ah?
Link :Inilah Mengapa Kita Tidak Boleh Duduk,& Mendengarkan Ucapan Ahli Bid'ah
0 Response to "Inilah Mengapa Kita Tidak Boleh Duduk,& Mendengarkan Ucapan Ahli Bid'ah"
Posting Komentar