Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Mendikbud Muhadjir Ingin Adopsi Dasar Pendidikan Sekolah Katolik kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Mendikbud Muhadjir Ingin Adopsi Dasar Pendidikan Sekolah Katolik mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Atas dasar itu, Muhadjir mengatakan ada rencana untuk mengadopsi metode pendidikan lembaga pendidikan Katolik untuk diaplikasikan dalam kebijakan PPK di lingkungan sekolah umum.
"Misal, penyelenggaraan boarding school. Hal ini jelas telah berbasis nilai dan karakter. Para Romo [pendeta] dan guru selalu bersama siswa, menjaga dasar nilai keagamaan sebagai penguatan karakter," kata Muhadjir usai bertemu dengan sejumlah Uskup dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Jumat (25/8).
Muhadjir mengatakan sekolah sebagai salah satu tempat pembelajaran siswa harusnya mampu turut mengelola tumbuh kembang peserta didik. Itupun, sambungnya, dilengkapi lingkungan tempat tinggal terutama keluarga.
Itu, kata Muhadjir, dimulai dari cara berpikir kritis dan analitis, kemampuan berkomunikasi yang baik, hingga berkolaborasi untuk menciptakan inovasi.
"Jadi, nantinya ada dua rapor. Rapor akademis dan rapor karakter," kata Muhadjir. "Seorang murid yang nilak matematikanya jelek, bukan berarti buruk. Bisa saja dia punya keunikan lain yang membuat dia istimewa, yang buat dia berbeda. Sehingga anak-anak bisa jadi dirinya sendiri, tanpa perlu diseragamkan. Karena, tidak ada jaminan bahwa pemenang olimpiade sains bakal sukses."
Komunikasi Antar-Sesama
Di tempat yang sama, Ketua Umum KWI Ignatius Suharyo mengharapkan pemerintah menerapkan pendidikan religius di lingkungan sekolah umum. Itu, kata pria yang juga Uskup Agung Jakarta tersebut, harus masuk dalam pendidikan karakter lainnya seperti nasionalis, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
"Jadi, anak-anak yang berbeda agama yang ada di satu kelas di ajak untuk berpikir bersama. Diminta mengumpulkan pemikiran terhadap suatu isu dari latar agama dan keluarga mereka masing-masing. Hal itu di-sharing di kelas. Efeknya bukan hanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan agama, tapi juga dengan cara berkomunikasi antar sesama," kata Ignatius Suharyo.
Salah satu contoh kreatif yang bisa diterapkan, kata Ignatius Haryanto, adalah mengadopsi metode live in (tinggal bersama) pada waktu-waktu tertentu. Ia mencontohkan, anak-anak yang selama ini tumbuh besar di kota besar, perlu diajak tinggal di daerah-daerah yang masih minim mendapatkan perhatian dari pemerintah. Hal itu, sambungnya, bisa menjadi ajang pembelajaran atas perbedaan dan tenggang rasa.
"Kalau di Jakarta listrik tinggal menyalakan, di sana ya harus cari minyak dulu. Mau air di sini tinggal buka keran, di sana harus jalan ke sungai sejauh 4 km dulu. Semacam itu. Hal ini saya rasa mampu membantu mengembangkan kepekaan sosial dan moral para peserta didik," kata Ignatius. (kid/asa)
Sumber: cnnindonesia.com
Link :Mendikbud Muhadjir Ingin Adopsi Dasar Pendidikan Sekolah Katolik
0 Response to "Mendikbud Muhadjir Ingin Adopsi Dasar Pendidikan Sekolah Katolik"
Posting Komentar