Ikhwan Kajian yang selalu mendapat keberkahan. Informasi atau opini terkadang membuat
kita berdetak kagum dan bangga dengan info tersebut. Dan tidak sadar pula kita kadang selalu terpengaruh akan kata dan bujuk rayuannya.Namuan dengan adanya Arti Zaman Azali kita bisa mencari celah kebenaranya tanpa adanya sifat menyalahkannya. Namun hanya mencari letak dasar kebenaranya itu sendiri.
Arti Zaman Azali mengajak kita untuk berfikir untuk menambah khasanah keilmuan kita.Dengan adanya kajian tentangnya kita mengerti yang benar dan yang salah.Jadikan memontum ini untuk menguatjan kita.Dan pastikan pula kita selalu mawas diri dalam menghadapi setiap problematik kehidupan kita.Dan selu berhati hati dalam menyikapi segala sesuatunya.
Arti Zaman Azali adalah Azali adalah Suatu Perkara Qudrat dan Iradatnya mahluk sudah di rancang sebelum terbentuknya suatu makhluk, Yang bisa di artikan Nasib manusia telah ditakdirkan oleh allah Swt sejak zaman Azali. Artinya ketentuan Allah Swt yang merupakan realisasi dari sifat Qudrat dan Iradatnya pada manusia telah ditentukan sejak zaman Azali. Sebuah konsep teologis dan filosofis yang berarti “tidak berawal atau tidak mempunyai permulaan”. Istilah Azali dalam bahasa arab mengandung pengertian sama dengan istilah “Qadim”, yang biasanya diikuti dengan istilah “Baqa” yang berarti kekal, atau “tidak bermula dengan masa dan tidak berakhir dengan waktu”.
Ada sebuah Kaum yang sepakat mengatakan bahwa Allah Swt sebagai Khaliq haruslah bersifat Azali atau Qadim, artinya ada sejak dahulu tanpa permulaan. Dia berbeda dengan alam, ya’ni makhluk yang bersifat hadist (ada permulaannya). Bagi kaum Asy’ariyah tidak hanya zat Allah Swt yang bersifat Azali atau Qadim tetapi sifatnya yang berdiri diluar zatnya juga bersifat qadim. Oleh kaum “Mu’tazilah” yang meniadakan ada sifat bagi Allah Swt berdiri diluar zat, dipandang sebagai paham yang membawa pada banyaknya yang Qadim (Ta’adud Al Qudama’). Paham ini tidak dapat diterima oleh konsep tauhid dalam teologi islam. Untuk mengatasi hal ini, kaum Asy’ariyah mengatakan bahwa sifat itu bukanlah tuhan, tetapi tidak pula lain dari Tuhan.
Kaum teolog, seperti disebutkan diatas mengatakan bahwa alam sebagai makhluk haruslah bersifat hadist (artinya tidak bisa bersifat Qadim), tetapi para filosof berpaham sebaliknya, yaitu alam juga bersifat Azali atau Qadim kata mereka. Paham filsafat ini berpangkal dari pemikiran mereka : “tidaklah mungkin ada Sesutu dari ketiadaan”. Ada yang mengatakan “sesungguhnya Tuhan yang wajib wujudnya dengan sendirinya, karena Allah bersifat Azali atau Qadim, alam juga haruslah bersifat Qadim”. Paham Filsafat ini diserang habis oleh Imam Al-Ghazali. Ia mengatakan bahwa paham ini telah membawa kepada kekufuran. Istilah “Azali” sering pula dikenal dalam pembicaraan tentang Taqdir atau Qadha dan Qadar.
Dalam paham taqdir kaum Asy’ariyah mengatakan bahwa nasib manusia telah ditakdirkan oleh allah Swt sejak Azali. Artinya ketentuan Allah Swt yang merupakan realisasi dari sifat Qudrat dan Iradatnya pada manusia telah ditentukan sejak Azali. Muhammad Abdul Karim Syahratsani, seorang pengikut paham Asy’ariyah, mengatakan bahwa semua nasib manusia telah ditetapkan Allah Swt sejak Azali dan telah tertulis di Lauh Mahfudh (catatan tentang ketentuan yang telah ditetapkan Allah Swt). Semua itu akan terwujud sesuai dengan ketentuan yang telah ada tanpa ada perubahan atau pergantian sedikitpun.
Judul :
Arti Zaman Azali
Link :
Arti Zaman Azali
Artikel terkait yang sama:
Arti Zaman Azali
0 Response to "Arti Zaman Azali"
Posting Komentar